Ipotnews - Harga minyak menguat, Senin, karena dampak Badai Francine terhadap produksi di Teluk Meksiko Amerika mengimbangi kekhawatiran permintaan China yang terus berlanjut menjelang keputusan pemangkasan suku bunga Federal Reserve pekan ini.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman November, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,14 atau 1,59% menjadi USD72,75 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (16/9) atau Selasa (17/9) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Oktober ditutup melesat USD1,44 atau 2,1% menjadi USD70,09 per barel.
"Kita masih memiliki sisa-sisa badai," kata Matt Smith, analis Kpler. "Dampaknya lebih pada sisi produksi daripada pada penyulingan. Oleh karena itu, ini sedikit condong ke arah bullish."
Lebih dari 12% produksi minyak mentah dan 16% produksi gas alam di Teluk Meksiko AS tetap offline setelah Badai Francine, ungkap Bureau of Safety and Environmental Enforcement ( BSEE ) Amerika, Senin.
Namun, secara keseluruhan, pasar tetap berhati-hati menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve, Rabu (18/9) waktu setempat.
Trader meningkatkan spekulasi pada pemangkasan suku bunga the Fed sebesar 50 basis poin (bp) daripada 25 bp, seperti yang ditunjukkan FedWatch Tool CME Group yang melacak Fed funds futures.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya mengurangi biaya pinjaman, yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan menaikkan permintaan minyak.
"Pemotongan suku bunga the Fed sebesar seperempat persen dapat meningkatkan kekhawatiran para trader tentang laju pertumbuhan permintaan minyak," kata Clay Seigle, seorang analis pasar minyak.
Pasar mungkin melihat tren yang saling bertentangan jika the Fed memberikan pemotongan suku bunga yang lebih agresif, tutur Seigle.
"Mereka yang bullish akan merasa lebih yakin tentang permintaan minyak yang tangguh dengan soft landing, sementara yang bearish, yang mendorong spread ke contango, akan menyambut baik pengurangan biaya penyimpanan fisik," ucap Seigle.
Contango adalah saat kontrak front-month lebih murah daripada beberapa bulan mendatang.
Data ekonomi China yang suram selama akhir pekan lalu meredam sentimen pasar, dengan prospek pertumbuhan yang rendah dalam jangka panjang di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut memperkuat keraguan atas permintaan minyak, kata analis IG, Yeap Jun Rong.
Pertumbuhan produksi industri di China--importir minyak terbesar dunia--melambat ke level terendah dalam lima bulan pada Agustus sementara penjualan eceran dan harga rumah baru semakin melemah.
Produksi kilang minyak China juga turun untuk bulan kelima karena permintaan bahan bakar dan margin ekspor yang lemah membatasi produksi.
Brent dan WTI masing-masing melonjak sekitar 1% minggu lalu tetapi masih jauh di bawah rata-rata Agustus mereka masing-masing sebesar USD78,88 dan USD75,43 per barel, setelah penurunan harga sekitar awal bulan ini yang sebagian didorong oleh kekhawatiran permintaan. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM