Ipotnews - Pergerakan ekonomi dunia akan bergeser minggu ini ketika siklus pelonggaran AS dimulai. Pada saat yang sama para pejabat bank sentral dari Eropa hingga Asia menetapkan kebijakan moneternya di tengah kondisi pasar yang cenderung rapuh.
Pergerakan rollercoaster moneter akan dimulai dengan kemungkinan keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga pada Rabu besok, dan berakhir pada hari Jumat dengan hasil rapat pertama Bank of Jepang (BoJ), setelah menaikkan biaya pinjaman dan membantu menabur benih aksi jual global pada rapat sebelumnya.
Seiring berjalannya waktu, bank-bank sentral di Grup 20 dan lainnya bersiap untuk menyesuaikan tuas kebijakan mereka. Bank sentral Brasil mungkin akan melakukan pengetatan untuk pertama kalinya dalam tiha setengah tahun terkahir. Bank of England saat ini menghadapi penilaian yang rumit tentang laju pelonggaran neracanya, dan mungkin juga memberi sinyal seberapa siap untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut.
Para pembuat kebijakan Afrika Selatan diperkirakan akan memangkas biaya pinjaman untuk pertama kalinya sejak 2020. Sementara bank sentral i Norwegia dan Turki mungkin tidak akan mengubah suku bunga.
Keputusan The Fed akan menjadi pusat perhatian, dan para pelaku pasar gelisah memperdebatkan apakah bank sentral akan menilai pemangkasan seperempat poin sebagai obat yang memadai untuk ekonomi AS yang menunjukkan tanda-tanda kehilangan momentum. Atau apakah mereka akan memilih langkah setengah poin sebagai gantinya. Petunjuk tentang niatan The Fed di masa depan juga akan menjadi sangat penting.
Namun, terlepas dari semua ketegangan yang akan ditimbulkan oleh pengumuman The Fed, para investor kemungkinan akan tetap waspada setidaknya sampai rapat BoJ selesai. Setiap keputusan akan dicermati untuk mendapatkan petunjuk tentang kenaikan berikutnya.
"Kami pikir Ketua The Fed Jerome Powell mendukung pemangkasan 50 basis poin," kata tim ekonomi Bloomberg; Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, Estelle Ou dan Chris G. Collins.
Namun, mereka menilai, kurangnya sinyal yang jelas dari Presiden The Fed New York John Williams membuat mereka berpikir bahwa Powell tidak memiliki dukungan penuh dari komite.
Yang juga menjadi fokus di benak banyak pelaku pasar, adalah kenangan tentang gejolak beberapa minggu lalu di tengah meredanya aksi carry trade yang berpusat pada yen setelah kenaikan suku bunga pada bulan Juli.
China juga bisa menjadi pusat perhatian, dengan antisipasi kebijakan moneter oleh pejabat di Beijing pada suatu saat - setelah data menunjukkan bahwa ekonomi China mengalami tanda-tanda peningkatan deflasi.
Berikut ini rangkuman Bloomberg, tentang beberapa peristiwa terkait kebijakan bank sentral di sejumlah negara sepanjang pekan ini;
AS dan Kanada
Ketika para pembuat kebijakan The Fed memulai rapat dua hari mereka, Selasa besok, mereka akan menghadpi angka-angka baru tentang permintaan konsumen AS. Meslipun penjualan ritel secara keseluruhan pada Agustus lalu kemungkinan tertahan oleh aktivitas yang lebih lambat di para penjual mobil, penerimaan pedagang lain mungkin membukukan kemajuan yang sehat.
Meskipun ada tanda-tanda ketahanan konsumen, laporan The Fed pada hari yang sama diperkirakan akan menunjukkan kelesuan yang berkepanjangan dalam output pabrik. Pemilu November yang semakin dekat dan biaya pinjaman yang masih tinggi juga akan menahan belanja modal.
Rilis data pemerintah, pada Rabu besok, kemungkinan akan menunjukkan bahwa pembangunan perumahan menguat bulan lalu, setelahpada Juli lalu merosot ke level terendah sejak Mei 2020. Namun, data National Association of Realtors, Kamis, kemungkinan akan menunjukkan bahwa penutupan kontrak pada penjualan rumah bekas tetap lemah.
Pembacaan inflasi utama maupun inti Kanada pada Agustus lalu, bukan tidak mungkin akan menunjukkan perlambatan berkelanjutan. Namun, sedikit peningkatan tidak akan menghentikan Bank of Canada dari jalur pelonggarannya, sementara data yang lebih rendah dari perkiraan dapat meningkatkan seruan untuk pemotongan suku bunga yang lebih dalam.
Asia
Kepala BoJ Kazuo Ueda akan mendapat banyak perhatian setelah dewan gubernur menetapkan kebijakan pada Jumat nanti. Meskipun para ekonom memprediksi tidak ada perubahan pada biaya pinjaman, tapi bagaimana gubernur menggambarkan lintasan suku bunga dapat mengguncang yen. Para pedagang mengkhawatirkan pergerakan yen yang sudah mengungguli mata uang lainnya pada bulan ini.
Di sisi data, indeks inflasi konsumen utama Jepang terlihat sedikit lebih tinggi pada Agustus lalu, mendukung BoJ untuk menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Di tempat lain, suku bunga pinjaman jangka menengah 1 tahun dan suku bunga pinjaman pokok di China diperkirakan tidak akan berubah, dan bank sentral Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya tetap stabil selama lima bulan. Selain itu, pihak berwenang di Taiwan akan memutuskan suku bunga diskonto pada Kamis.
Pekan ini, Jepang, Singapura, Indonesia, dan Malaysia akan merilis angka perdagangan, sementara Selandia Baru akan melaporkan data kuartal kedua yang mungkin menunjukkan ekonomi sedikit berkontraksi dibandingkan kuartal sebelumnya.
Afrika dan Eropa
Beberapa keputusan bank sentral di negara-negara Teluk dijadwalkan menyusul kemungkinan pelonggaran Fed. Mengingat ketergantungan mereka pada ekspor energi berdenominasi dolar, negara-negara Teluk dapat mengikuti langkah AS secara otomatis dengan memangkas suku bunga mereka sendiri.
Di Eropa, komentar dari pejabat ECB akan dicermati untuk mencari petunjuk tentang arah pelonggaran di masa mendatang setelah pemangkasan kedua biaya pinjaman. Presiden Christine Lagarde dijadwalkan akan menyampaikan pidato di Washington pada Jumat nanti, sejumlah gubernur bank sentral juga dijadwalkan hadir.
Hal lain yang akan diperhatikan adalah rilis indeks kepercayaan konsumen di zona dan di luar zona euro pada Jumat nanti.
Amerika Latin
Bank sentral Brasil akan menggelar rapat kebijakan dengan latar belakang ekonomi yang terlalu panas, inflasi di atas target, ekspektasi indeks harga konsumen yang tidak terkendali, dan kemurahan hati kebijakan fiskal pemerintah.
Jika digabungkan, investor dan analis memperkirakan akan melihat kebijakan moneter yang lebih ketat untuk pertama kalinya dalam tiga setengah tahun pada Rabu besok. Konsensusnya adalah kenaikan 25 basis poin menjadi 10,75%, dengan pengetatan 75 basis poin lainnya akan menyusul hingga akhir tahun, sehingga suku bunga acuan menjadi 11,5%.
Enam laporan ekonomi bulan Juli dari Kolombia seharusnya akan menggarisbawahi ketahanan permintaan domestik yang membuat analis menaikkan prakiraan pertumbuhan kuartal ketiga dan keempat mereka.
Laju penjualan eceran dapat meningkat berdasarkan hasil positif pada bulan Juni, yang menghentikan penurunan selama 16 bulan. Konsensus awal memperlihatkan data proksi PDB yang menunjukkan peningkatan aktivitas setelah penurunan ringan pada bulan Juni.
Penetapaan suku bunga Paraguay akan menghadapi inflasi yang berjalan sedikit di atas target 4%. Analis yang disurvei oleh bank sentral memperkirakan penurunan 25 basis poin pada akhir tahun.
Setelah sekitar 10 bulan terapi kejut yang disebut-sebut dilakukan Presiden Javier Milei, minggu ini Argentina akan menyajikan beberapa data yang menunjukkan kondisi perekonomiannya.
Data anggaran dapat menunjukkan pemerintah membukukan surplus anggaran bulanan kedelapan berturut-turut pada bulan Agustus, sementara penghematan yang sama berkontribusi pada kontraksi output triwulanan ketiga berturut-turut. (Bloomberg)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM