Ipotnews - Harga minyak mencatat kenaikan harian pada hari Jumat setelah sanksi baru diberlakukan terhadap ekspor minyak mentah Iran. Namun, harga tetap melemah dalam sepekan karena investor khawatir dengan perang dagang yang kembali dicanangkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Tiongkok dan ancaman tarif terhadap negara lain.
Kontrak berjangka Brent ditutup pada $74,66 per barel, naik 37 sen atau 0,5%, tetapi masih berpotensi turun lebih dari 2% minggu ini. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada $71,00 per barel, naik 39 sen atau 0,55%.
Laporan tentang rencana tarif dari pemerintahan Trump menahan kenaikan harga setelah pengumuman sanksi pada Kamis, kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.
"Kami berusaha memahami dampak sanksi dan kebijakan tarif dari Gedung Putih," ujar Kilduff.
WTI berada di dekat $70 per barel, yang tampaknya menjadi batas bawah kisaran perdagangan, tambahnya.
"Saya tidak tahu apakah harga minyak sudah cukup rendah bagi presiden, tapi kita lihat saja nanti," katanya.
Para pedagang memantau pernyataan Trump sepanjang hari Jumat untuk kemungkinan perubahan kebijakan AS yang dapat dengan cepat mengubah dinamika pasar, menurut Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
"Trump memberi dan Trump mengambil kembali," kata Flynn.
Departemen Keuangan AS pada Kamis mengumumkan sanksi baru terhadap beberapa individu dan kapal tanker yang membantu mengirim jutaan barel minyak mentah Iran per tahun ke Tiongkok, dalam upaya bertahap untuk meningkatkan tekanan terhadap Teheran.
"Penerapan tarif dan jeda dalam kebijakan ini seharusnya menguntungkan pasar minyak karena menambah ketidakpastian," kata Michael Haigh, kepala riset komoditas global di Societe Generale. "Namun, respons pasar masih lemah karena kekhawatiran terhadap permintaan. Tarif dan aksi balasan antar negara berdampak buruk bagi PDB global dan permintaan minyak."
Trump telah mengumumkan tarif 10% atas impor dari Tiongkok sebagai bagian dari rencana luas untuk memperbaiki neraca perdagangan AS, tetapi menangguhkan rencana tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada.
"Tekanan ke bawah berasal dari berita terkait tarif, dengan kekhawatiran akan perang dagang yang berpotensi melemahkan permintaan minyak," kata analis di BMI dalam sebuah catatan pada hari Jumat.
Harga minyak ditutup lebih rendah pada hari Kamis setelah Trump kembali berjanji untuk meningkatkan produksi minyak AS, yang membuat para pedagang cemas sehari setelah negara itu melaporkan lonjakan persediaan minyak mentah yang jauh lebih besar dari perkiraan.
(reuters)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM