JAKARTA, investor.id- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk () giat melakukan eksplorasi belakangan ini. Laporan terbaru menunjukkan, emiten tambang konglomerat Prajogo Pangestu tersebut mengeksplorasi area tambang yang dikelola dua anak usahanya, PT Tamtama Perkasa dan PT Borneo Bangun Banua.
Aktivitas eksplorasi di kedua tambang tersebut menghabiskan total biaya sejumlah Rp 5,5 miliar untuk eksplorasi Oktober 2024 dan Januari 2025. Analis memprediksi, diversifikasi di luar bisnis batu bara termal yakni batu bara metalurgi dan emas akan menguntungkan perseroan di tengah penguatan harga emas dunia dan pemulihan ekonomi China dan India.
Dalam laporan bulanan aktivitas eksplorasi yang dipublikasikan pada 16 Januari 2025, emiten konglomerat Prajogo Pangestu tersebut tercatat telah mengeluarkan biaya eksplorasi sejumlah Rp 2 miliar untuk menambang di area yang dikelola anak usahanya, PT Tamtama Perkasa, pada Januari 2025.
Area yang dilakukan eksplorasi tepatnya berada di Blok 42-81 (Pit 3 TP) di Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah (Kalteng). Bertindak sebagai pihak yang melakukan eksplorasi adalah PT Bintang Eksplorindo Mandiri dengan pengawasan dan supervisi Team Eksplorasi PT Tamtama Perkasa.
Metode yang digunakan dalam eksplorasi itu berupa infill drilling, review modelling geologi untuk persiapan penambangan. Kemudian, pengeboran touch core sebanyak 28 lubang bor dengan total kedalaman mencapai 2.954,03 meter.
Direktur Utama Petrindo Michael menyampaikan, berdasarkan hasil pengeboran, sebaran batu bara masih menerus dengan ketebalan batu bara setiap seamnya tidak berubah signifikan dari sebaran dan ketebalan batu bara pada pengeboran sebelumnya (2011-2012).
"Modelling geologi mengetahui sumberdaya dan cadangan batu bara Pit 3-1 dan Pit 3-2," beber Michael, sebagai bentuk rencana tindak lanjut.
Selain biaya eksplorasi pada Januari 2025, emiten berkode saham tersebut juga melaporkan biaya eksplorasi pada Oktober 2024 yang total menghabiskan Rp 3,46 miliar. Jika ditotal antara biaya eksplorasi Januari 2025 dan Oktober 2024, Petrindo telah mengeluarkan biaya eksplorasi sebesar Rp 5,50 miliar.
Aktivitas eksplorasi Petrindo di Oktober 2024 juga dilakukan di tambang yang dikelola dua anak usahanya. Pertama, tambang kelolaan PT Tamtama Perkasa dan kedua, PT Borneo Banguan Banua.
Di tambang Tamtama Perkasa, melakukan eksplorasi tepatnya di area TP Utara, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 747,25 juta.
Pihak yang melakukan eksplorasi adalah PT Bintang Eksplorindo Mandiri dan Team Eksplorasi PT Tamtama Perkasa berperan sebagai pengawas sekaligus supervise. Bintang Eksplorindo menggunakan metode initial drilling di Line 07, kemudian melakukan pengeboran twin hole yaitu dengan memakai metode open hole untuk pengeboran pertama dan pengeboran kedua melalui pengeboran touch core.
Tujuanya, untuk mengambil sampel batu bara. Lewat metode tersebut, sebanyak 11 lubang bor dengan total kedalaman 1.297,65 meter.
Michael menerangkan, sebagai hasil dari aktivitas eksplorasi di Oktober 2024 ini dan merujuk pada hasil pembacaaan geophysical logging, didapatkan 10 lapisan batu bara setebal 0,5-1,9 m dengan kemiringan batu bara 7 derajat ke arah Selatan.
Sebagai rencana tindak lanjut, Michael menuturkan, akan meneruskan pengeboran dengan metode open hole untuk mengetahui sebaran batu bara berjarak ddd2 km dari line 07.
Masih di tambang Tamtama Perkasa, juga melakukan eksplorasi di Blok 42-81 (Pit 3 TP), Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1,47 miliar. PT Bintang Eksplorindo bertindak sebagai pihak yang melakukan pengeboran dengan pengawasan dan supervisi dari Team Eksplorasi PT Tamtama Perkasa.
Hanya saja bedanya kali ini, metode pengujian dan pemilihan area yang digunakan beruap infill drilling, review modelling geologi untuk persiapan penambangan. Pengeboran touch core dengan sebanyak 28 lubang bor sedalam total 1.961,50 meter.
"Berdasarkan hasil pengeboran, sebaran batu bara masih menerus dengan ketebalan batu bara setiap seamnya tidak berubah signifikan dari sebaran dan ketebalan hasil pengeboran sebelumnya (2011-2012)," jelas Michael.
Selanjutnya, Michael bilang, Petrindo akan terus melanjutkan pengeboran di blok tersebut dengan metode touch core untuk mengetahui sebaran batu bara hingga batas IUP sebelah timur (Blok 81).
Terakhir, eksplorasi yang Petrindo kerjakan pada Oktober 2024 adalah di Blok sebelah barat, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, kelolaan PT Borneo Bangun Banua dengan biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 1,24 miliar.
Pihak yang melakukan eksplorasi di Blok tersebut adalah PT KTC dan Team Eksplorasi PT Tamtama Perkasa bertindak melakukan pengawasan dan supervisi. Metodenya yaitu exploration drilling untuk mengetahui sebaran, kualitas dan kedalaman batu bara berdasarkan singkapan batu bara dalam konsesi.
Tercatat, sebanyak 29 lubang bor telah diselesaikan dengan total kedalaman pengeboran 1.830,10 meter. Menurut Michael, berdasarkan hasil pengeboran, telah terkonfirmasi bahwa sebaran seam batu bara menerus sepanjang 1.800 meter dari batas konsesi sebelah Barat ke Timur dalam konsesi BBB.
Karena itu, Michael menambahkan, Petrindo akan melanjutkan pengeboran di blok tersebut dengan metode touch core untuk mengetahui sebaran seam batu bara di bagian utara dari area pengeboran saat ini.
Prospek
Mencermati aktivitas eksplorasi , Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai merupakan salah satu portofolio Prajogo Pangestu yang fokus melakukan diversifikasi usaha mulai dari komoditas emas, tembaga, perak, batu bara termal dan metalurgi, pasir silika, dan kontraktor pertambangan.
Diversifikasi tersebut, menurut Nafan, memberikan peluang bagi untuk bisa memanfaatkan kesempatan yang ada. Misalnya, harga emas yang kini berada pada tren positif, bisa memfokuskan eksplorasi pada tambang emas. Begitupun dengan tambang batu bara.
, demikian disampaikan Nafan, bisa melirik India sebagai pasar batu bara metalurgi di tengah kondisi Tiongkok yang masih mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. "Jika ke depan perekonomian China pulih dan pasar India bisa dioptimalkan, harga batu bara akan mengalami kenaikan permintaan," tutur Nafan kepada Investor Daily , Kamis (16/1/2025).
Sumber : investor.id
powered by: IPOTNEWS.COM