News & Research

Reader

Porsi Pembiayaan Dana Bergulir Di Luar Jawa Ditargetkan Capai 50 Persen
Saturday, September 21, 2019       13:34 WIB

Ipotnews - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah ( LPDB - KUMKM) komitmen untuk mendukung pembiayaan bagi KUMKM di luar Jawa lebih optimal. Pasalnya saat ini porsi pembiayaan bagi mereka yang disalurkan melalui LPDB kurang dari 40 persen. Porsi terbesar pendanaan masih terfokus pada KUMKM di wilayah Jawa.
Direktur Utama LPDB , Braman Setyo, mengatakan untuk wilayah Jawa Tengah dana bergulir yang sudah tersalurkan sebesar Rp2,1 triliun, Jawa Timur Rp1,4 triliun dan Jawa Barat Rp950 miliar. Jumlah tersebut digulirkan sejak adanya LPDB hingga saat ini dengan nilai total penyaluran mencapai Rp9,4 triliun dengan jumlah mitra 4.323 unit dan 1,019 juta penerima kredit. Total tenaga kerja yang dikaryakan melalui dana bergulir ini mencapai 1,857 juta.
"Paling banyak itu Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Kita tahu selama ini memang jumlah pelaku usaha di Jawa itu cukup besar. Jadi perlu memang kita dorong agar di luar Jawa juga meningkat," kata Braman Setyo dalam keterangannya, Sabtu (21/9).
Menurutnya, faktor yang membuat Jawa lebih banyak menyerap kredit ke LPDB adalah karena jarak antara daerah-daerah di Jawa dengan LPDB tidak terlalu jauh dan mudah diakses. Hal itu ditunjang oleh keberadaan infrastruktur yang sangat memadahi dan tergolong efisien. Dengan begitu setiap pengajuan kredit yang langsung dilakukan ke LPDB bisa lebih efektif.
Pihaknya menargetkan agar penyaluran pembiayaan kepada KUMKM di luar Jawa bisa mencapai 40 - 50 persen dari total pagu anggaran tahun ini sebesar Rp1,5 triliun. Skema yang akan digunakan untuk menyalurkan dana tersebut menggunakan skema syariah sebesar Rp525 miliar dan skema konvensional sebesar Rp975 miliar.
"Kita terus berusaha agar bagaimana pengembangan pelaku usaha koperasi dan UKM di Luar Jawa terus bermunculan, jadi kita siap melakukan coaching dan road show ke berbagai daerah untuk sosialisasikan LPDB ," ulasnya.
Diakui Braman Setyo bahwa untuk meningkatkan rasio penyaluran kredit di luar Pulau Jawa cukup banyak tantangan. Salah satunya adalah keberadaan infrastruktur yang tidak semasif di Jawa. Kemudian juga jumlah pelaku usaha dan koperasi tidak sebanyak di Jawa. Belum lagi dengan persoalan birokrasi dan gaya komunikasi pejabat-pejabat di daerah yang kurang intensif seperti di Jawa.
"Di Jawa itu mendominasi karena sarana prasarana lengkap, perizinan di Jawa lebih mudah sehingga untuk bisa kita kurangi proporsi Jawa dan digeser keluar Jawa agak sulit. Tapi kita harus tetap berupaya bagaimana di luar Jawa ini bisa meningkat," pungkas Braman Setyo.
(Marjudin)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM