News & Research

Reader

RUPST Ketok Dividen BSI (BRIS) Rp 22,78 per Saham
Friday, May 16, 2025       16:35 WIB

JAKARTA, investor.id - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS) sepakat untuk membagikan dividen tahun buku 2024 senilai Rp 1,05 triliun atau setara Rp 22,78 per saham.
Rapat menetapkan rasio pembayaran dividen ( dividend payout ratio /DPR) sebesar 15% dari laba bersih tahun buku 2024 BSI yang sebesar Rp 7,01 triliun. Persetujuan pembagian dividen tunai tersebut dalam rangka memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham terhadap BSI, serta mempertimbangkan pencapaian kinerja keuangan perseroan selama tahun buku 2024.
Dari laba bersih tahun buku 2024 bank bersandi saham tersebut, diputuskansebesar 20% atau Rp 1,4 triliun disisihkan sebagai cadangan wajib perseroan. Sehingga, total cadangan wajib yang terbentuk menjadi 20,7% dari modal disetor perseroan.
Sementara itu, sebesar 65% ditetapkan sebagai saldo laba ditahan. Hal ini sejalan dengan upaya jangka panjang perseroanuntuk mendukung permodalan BSI, sehingga bisa naik kelas menjadi kelompok bank berdasarkan modal inti ( KBMI ) 4.
Pada awal tahun 2025, pangsa pasar industri perbankan syariah terhadap perbankan nasional masih terjaga, meskipun mengalami sedikit perlambatan. BSI menunjukkan pertumbuhan pangsa pasar di industri perbankan nasional, di mana dari segi pembiayaan naik menjadi 3,58% dari sebelumnya 3,56%. Kemudian, pangsa pasar BSI di sisi aset juga naik menjadi 3,29%.
Terhadap perbankan syariah, market share BSI konsisten tumbuh pada sisi aset, pembiayaan, dan juga dana pihak ketiga (DPK). Di mana, pangsa pasar aset BSI meningkat dari 42,77% menjadi 44,25%.Berikutnya, pembiayaan naik dari 44,45% menjadi 45,44%, serta DPK juga naik dari 44,59% menjadi 44,91%.
Kinerja BSI
Total aset tumbuh 12,01% (yoy) menjadi Rp 400,88 triliun pada kuartal I-2025. Dari aset tersebut, pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 287 triliun, tumbuh tinggi 16,21% (yoy) dalam tiga bulan pertama tahun ini.Penghimpunan dana pihak ketiga BSI juga mencatatkan pertumbuhan 7,4% (yoy) menjadi Rp 319 triliun. Hal ini tentunya akan memperkokoh posisi BSI menjadi Rp 195 triliun pada kuartal I-2025.
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, di tengah situasi yang tidak mudah saat ini, BSI berhasil menumbuhkan profitabilitas double digit 10,05% di saat banyak bank lainnya yang kesulitan mencetak pertumbuhan tinggi.
"Ini menunjukkan bukan pertumbuhan yang agresif, tapi pertumbuhan berkualitas," ucap Cahyo.
Pihaknya menyebutkan terdapat keunikan dari sisi rasio, di mana rasio fee based income (FBI) mengalami peningkatan. Pasalnya, ini kali pertama BSI memiliki rasio FBI terhadap total pendapatan melebihi 20%.
"Ini menunjukkan ke depannya bahwa pendapatan BSI perlahan bergeser dari sifatnya berbasis margin atau bunga di bank konven, jadi berbasis FBI. Ini sinyal positif FBI beranjak naik, khususnya karena kami menjadi bullion bank ," urai Cahyo.
Setelah mendapatkan lisensi menjadi bank emas pada 26 Februari 2025, BSI mendapatkan tambahan produk dan layanan baru. Sebelumnya, BSI hanya memiliki dua produk yaitu gadai emas dan juga cicil emas. Namun, dengan adanya lisensi bank emas, terdapat layanan tambahan yakni jual beliemas bisa melalui BYOND by BSI, lalu penitipan emas.
Pihaknya tengah melakukan proses perizinan untuk produk baru kepada regulator, yakni pembiayaan emas dan deposito emas. Diharapkan layanan tersebut bisa dirilis pada tahun ini ataupun awal tahun depan.
"Jadi cerita bank emas ini mewarnai cerita BSI dan melengkapi layanan BSI. Bisnis emas ini merupakan fokus utama yang akan kami ceritakan di kinerja kuartal I-2025 ini," urai Cahyo.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM