News & Research

Reader

Reksa Dana Indeks dan Reksa Dana ETF Smart Beta, Apa Perbedaannya?
Friday, December 07, 2018       16:40 WIB

Pertama-tama perlu dijelaskan bahwa sebagian besar Reksa Dana Bursa (ETF) dikelola secara pasif menurut suatu indeks tertentu. Demikian pula sebaliknya, sebagian besar Reksa Dana 'biasa' yang kita kenal saat ini dikelola secara aktif. Artinya Manajer Investasi memiliki kewenangan atau hak penuh untuk mengubah susunan portofolio untuk mencapai hasil setinggi-tingginya.
Jadi, kecuali disebutkan lain, yang dimaksud dengan Reksa Dana Bursa (ETF) adalah Reksa Dana Indeks yang dikelola secara pasif. Reksa Dana Indeks tidak bertujuan untuk mencapai hasil setinggi-tingginya, tetapi bertujuan untuk mendapatkan hasil yang setara dengan kinerja Indeks. Untuk mencapai tujuannya, Reksa Dana Indeks akan memiliki semua saham dalam Indeks sesuai dengan bobotnya dalam indeks tersebut.
Mengapa investor membeli Reksa Dana Indeks? Pada dasarnya ada dua hal yang menyebabkan seorang investor membeli Reksa Dana Indeks. Pertama, hipotesis yang mengatakan bahwa pasar saham (keuangan) adalah efisien, dalam arti semua informasi yang relevan yang terkait dengan suatu saham akan dengan serta merta tercermin pada harga saham tersebut.
Dengan demikian, usaha untuk "memilih" saham yang harganya belum berubah (naik atau turun) adalah usaha yang sia-sia, dan investor lebih baik untuk berinvestasi pada setiap harga yang ditawarkan pasar pada saat itu.
Alasan kedua untuk memilih Reksa Dana Indeks adalah biayanya yang rendah. Biaya Reksa Dana indeks bisa rendah karena Manajer Investasi tidak perlu menggaji tenaga riset (analis saham) yang mahal untuk memilih saham-saham yang " underpriced " untuk dibeli atau sebaliknya memilih saham-saham yang " over priced " untuk dijual. Saham-saham hanya dibeli sesuai dengan apa yang ada dalam indeks.
Lagipula perputaran ( turn over ) saham dalam indeks sangatlah rendah. Indeks hanya akan diganti ( re-balancing ) setiap tiga atau enam bulan sekali.
Sebagai contoh, biaya Manajer Investasi untuk Reksa Dana ETF di Indonesia umumnya hanya sebesar 0,4% sampai dengan 0,5%. Ini belum termasuk biaya Bank Kustodian dan biaya-biaya lain seperti pajak penghasilan pada saat saham dijual. (Di Amerika Serikat, karena ETF mereka sangatlah besar, rasio biaya pengelolaan ETF atau " expense ratio " ETF untuk indeks yang popular hanyalah 0,10% s/d 0,20% saja).
Bandingkan misalnya dengan biaya Manajer Investasi yang mengelola saham secara aktif, yang mengenakan biaya 2,0% sampai dengan 2,5%. Itu pun belum termasuk biaya Bank Kustodian dan biaya agen penjual (load) yang dikenakan kepada investor.
Lalu apa yang dimaksud dengan Reksa Dana ETF Smart Beta?
Sama seperti halnya Reksa Dana ETF yang muncul memanfaatkan celah yang timbul karena kesulitan membeli ( subscription ) dan menjual kembali ( redemption ) pada Reksa Dana biasa yang dikelola secara pasif berasarkan Indeks, Reksa Dana ETF Smart Beta juga berevolusi dari "ketidakmampuan" Reksa Dana ETF untuk bergerak keluar dari indeks yang menjadi acuannya.
Memang ada Reksa Dana ETF yang dikelola secara aktif, tetapi biaya pengelolaannya relatifmahal. Di samping itu, kinerja Reksa Dana ETF yang dikelola secara aktif untuk mengalahkan indeks acuannya juga masih harus dipertanyakan.
Sementara itu, yang diinginkan Pemodal adalah 'Reksa Dana ETF' yang murah (lebih murah dari Reksa Dana 'biasa' yang dikelola aktif atau pun Reksa Dana ETF yang dikelola secara aktif), tetapi mampu mendapatkan  return  lebih tinggi dari Reksa Dana ETF yang dikelola secara pasif. Oleh karena itu, diciptakanlah 'Reksa Dana ETF Smart Beta'.
Reksa Dana ETF Smart Beta bersifat pasif karena dia mengikuti suatu indeks tertentu, tetapi juga bersifat aktif karena Reksa Dana Smart Beta ETF ini menggunakan satu atau beberapa 'saringan' yang disebut faktor. Faktor-faktor yang umum dipakai adalah  volatility , momentum,  quality ,  value  dan  size . Tujuannya adalah mendapatkan kinerja (hasil) yang lebih baik dari Reksa Dana ETF pasif, tetapi dengan biaya yang lebih rendah daripada Reksa Dana ETF aktif.
Biaya pengelolaan Reksa Dana ETF Smart Beta ini relatif lebih murah daripada Reksa Dana ETF yang dikelola secara aktif (dan pasti lebih murah dari Reksa Dana 'biasa' yang dikelola secara aktif), tetapi sedikit lebih mahal dari Reksa Dana ETF yang dikelola secara pasif mengikuti suatu indeks tertentu.
Sebagai contoh, salah satu pemain ETF terbesar di dunia adalah BlackRock dengan IShares-nya. Pada dua Reksa Dana Smart Beta ETF terbesar, IShares yang dikelola oleh Black Rock di AS (pasar ETF terbesar di dunia dan tempat lahirnya ETF Smart Fund), rasio biaya Reksa Dana Smart Fund nya hanyalah 0,20% dan 0,21% saja.
Tetapi biaya Reksa Dana ETF Smart Fund ini lebih besar dari "SPIDER", Reksa Dana ETF berbasis indeks S&P 500 yang dikelola SSGA (State Street Global Advisor - salah satu pengelola ETF terbesar di dunia) yang besarnya hanya 0,09% saja per Oktober 2018.
 Oleh : Fredy Sumendap 

Sumber : IPOT

powered by: IPOTNEWS.COM