News & Research

Reader

Tembaga London Melesat, Didorong Prospek Peningkatan Permintaan China
Friday, August 19, 2022       04:05 WIB

Ipotnews - Harga tembaga melesat, Kamis, untuk pertama kalinya dalam seminggu karena harapan permintaan yang kuat di China mengimbangi kekhawatiran tentang laju kenaikan suku bunga dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Pasar saham global berguguran dan dolar AS menguat setelah pejabat bank sentral Amerika Serikat dan Eropa mengatakan tekanan inflasi tidak mereda, menunjukkan suku bunga akan terus meningkat.
Tetapi di China, konsumen logam terbesar, bank sentral melonggarkan kebijakan moneter, stok tembaga relatif rendah dan premi impor menunjukkan permintaan meningkat.
Harga patokan tembaga di London Metal Exchange (LME) melonjak 1,2% menjadi USD8.015,50 per ton pada pukul 23.23 WIB, demikian laporan  Reuters,  di London, Kamis (18/8) atau Jumat (19/8) dini hari WIB.
Harga logam yang digunakan dalam industri kelistrikan dan konstruksi itu merosot dari rekor tertinggi USD10.845 per ton pada Maret ke level USD6.955 pada Juli.
Persediaan yang rendah dan harapan untuk permintaan China akan mengangkat harga, kata analis independen Robin Bhar. "China adalah kuncinya," papar dia, yang memprediksi tembaga akan mengakhiri 2022 di kisaran USD7.500 per ton.
Premi impor tembaga Yangshan meningkat menjadi USD102,50 per ton, level tertinggi sejak Desember dan naik dari hanya USD6,50 pada awal tahun ini.
Peningkatan belanja infrastruktur China dan dukungan bagi sektor properti akan membantu logam tetapi "keuntungannya terlihat terbatas," kata analis ANZ.
Penutupan diumumkan minggu ini di pabrik peleburan seng dan aluminium di Eropa karena harga energi yang sangat tinggi.
Untuk seng, analis Citi memperkirakan defisit di pasar sekitar 14 juta ton per tahun sebesar 197.000 ton pada 2022, dan 190.000 ton di 2023, dan mengatakan harga akan mencapai USD3.800 dalam tiga bulan.
Seng LME anjlok 1,2% pada sesi Kamis di USD3.470 per ton.
Produksi aluminium China melejit ke level rekor, membantu impor aluminium China menyusut 38% (year-on-year) pada Juli.
Aluminium LME turun 0,3% menjadi USD2.404 per ton.
Nikel melemah 0,4% menjadi USD21.795 per ton, timbal tergelincir 2% menjadi USD2.074 dan timah naik 0,2% menjadi USD24.700. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM