Volatilitas IHSG Mereda Momentum Lirik ETF, Tetap Pilih Karakteristik Defensif Tinggi
Wednesday, April 08, 2020       10:41 WIB

Ipotnews - Mulai meredanya volatilitas IHSG dinilai sebagai momentum bagi investor melirik lagi investasi di ETF saham. Sejumlah ETF dapat menjadi pilihan sebagai langkah bertahan mengingat ketidakpastian pasar masih berlanjut.
"Kami melihat pergerakan IHSG bisa dijadikan momentum untuk kembali melihat ETF. Strategi selective buy di ETF yang memiliki karakteristik defensif tinggi seperti ( MSCI Large Cap), (IDX30), ataupun (SriKehati). Volatilitas yang rendah menjadi alasan untuk kembali melihat ETF yang memiliki karakteristik rate-sensitive tinggi seperti ini," papar ETF Desk Indo Premier Sekuritas dalam ETF MOrning Notes-nya, Rabu (8/4).
Dipaparkan, bursa Wall Street ditutup melemah sementara DJI ditutup -0.12% setelah sempat rally di pagi hari. Kembalinya perhatian investor ke perkembangan terbaru penyebaran Covid-19 di Amerika menjadi sentimen negatif yang mendorong pelemahan tersebut. Presiden Donald Trump dalam pernyataan terbarunya juga mengungkapkan optimismenya terhadap usaha penemuan vaksin. EIDO ditutup melemah -0.58% di 15.48 dan pagi ini indeks bursa di regional dibuka melemah. Melemahnya indeks bursa global dan regional seiring dengan kembalinya perhatian investor terhadap perkembangan terbaru penyebaran Covid-19 diprediksi akan menjadi sentimen negatif IHSG pagi ini.
Sejumlah faktor berpengaruh:
Policy: Jakarta resmi melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) dimulai hari Jumat tanggal 10 April 2020.
Bond: Indonesia mengeluarkan USD bond senilai USD4.3bn sepanjang 50 tahun untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
BI*: Bank Indonesia mengatakan bahwa BI dan The Fed telah mencapai kesepakatan kerja sama repurchase agreement line senilai USD60bn. Repo line tidak menambah cadangan devisa tetapi digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas USD.
: FY19, Mencatatkan laba bersih Rp1.98tn (+15.78% yoy). Penjualan tercatat Rp25tn (+3.99% yoy). Peningkatan di margin bersih.
: Pelemahan IDR dapat mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Dimana batubara sebagai bahan bakar utama produksi semen, dibeli menggunakan acuan USD. Bahan bakar dan listrik mencapai 41% dari total beban pokok pendapatan yang sebesar Rp10tn (pada FY19).
Covid-19 Update: Indonesia, Positif: 2,738 Kasus; Sembuh 204 Kasus; Meninggal 221 Kasus. Global, Positif: 1,214,466 Kasus. *Data per 7/4/20.

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM