- IHSG naik 0,65% ke 8.604, ditopang sektor industri yang memimpin penguatan, sementara sektor kesehatan melemah paling dalam.
- Sentimen positif datang dari Korea Selatan, setelah AS menurunkan tarif otomotif menjadi 15%, mendorong lonjakan saham Hyundai dan Kia serta mengangkat bursa Asia.
- Harga minyak stabil menguat, didorong ketegangan geopolitik terkait serangan drone di fasilitas energi Rusia dan potensi kebijakan AS terhadap Venezuela.
Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) merangsek naik saat akhir perdagangan sesi I hari Selasa (2/12). IHSG terdongkrak 55 poin (+0,65%) ke posisi 8.604.
Perdagangan di BEI hari ini membukukan volume sebanyak 244,08 juta lot saham. Volume tersebut menghasilkan nilai transaksi Rp12,04 triliun.
Indeks sektor saham kesehatan terlemah, tumbang 1,04%. Sedangkan sektor industri menanjak terkuat, naik 3,02%.
Saham top gainer: , , , , , , . Saham teraktif: , , , , , , .
Bursa Asia
Market saham Korsel leading di pasar Asia pada perdagangan hari Selasa (2/12) setelah Menteri Perdagangan AS mengonfirmasi tarif bagi Korsel dipangkas menjadi 15%.
Saham otomotif mendongkrak pasar saham Korsel. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan bahwa tarif otomotif AS yang lebih rendah sebesar 15% terhadap Korea Selatan akan berlaku surut, mulai 1 November.
"Kami juga menghapus tarif untuk suku cadang pesawat dan akan 'melepaskan' tarif timbal balik Korea agar sesuai dengan Jepang dan Uni Eropa," kata Lutnick, menurut sebuah posting X oleh Departemen Perdagangan AS seperti dikutip CNBC .
Produsen mobil Hyundai Motor dan Kia Corp masing-masing naik hampir 5% dan 3%.
Indeks acuan di kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas sebagian besar naik pada hari Selasa.
Inflasi utama Korea Selatan pada bulan November naik 2,4% secara tahunan (year-on-year), menurut data pemerintah pada hari Selasa, melampaui kenaikan 2,35% yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan segar dan energi, naik 2% dari tahun sebelumnya.
Para trader juga waspada menyusul penurunan mata uang kripto dan aksi jual obligasi global yang dipicu oleh kenaikan suku bunga yang membayangi di Jepang.
Obligasi pemerintah Jepang tetap tertekan menjelang lelang obligasi 10 tahun setelah penurunan selama seminggu akibat kekhawatiran terhadap prospek fiskal negara tersebut.
Imbal hasil obligasi JGB sepuluh tahun naik 1,5 basis poin ke level tertinggi dalam 17 tahun di 1,88% pada perdagangan pagi.
Bitcoin, yang telah menjadi jimat sentimen, mengalami penurunan 5,2% yang meresahkan pada hari Senin dan di harga $87.000, turun 30% dari puncaknya di bulan Oktober.
"Suasana (dalam mata uang kripto) berkisar antara takut dan pasrah," kata Jehan Chu, pendiri Kenetic Capital, sebuah perusahaan modal ventura blockchain, dengan penurunan terbaru yang mengejutkan para investor.
Ekspektasi bahwa Jepang akan menaikkan suku bunga akhir bulan ini telah melonjak pada hari Senin ketika Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda meletakkan dasar untuk pengetatan kebijakan.
Indeks Saham Asia
Nikkei 225 (Jepang) +0,19%
Topix (Jepang) +0,11%
Shanghai Composite (China) -0,55%
Shenzhen Component (China) -0,77%
CSI300 (China) -0,61%
Hang Seng (Hong Kong) +0,11%
Kospi (Korsel) +1,83%
Taiex (Taiwan) +0,88%
ASX200 (Australia) +0,18%
Asia Currencies
Yen drop 0,11% menjadi 155,63 per USD
SGD melemah 0,05% menjadi 1,2972 per USD
AUD drop 0,12% ke posisi 0,6552 per USD
Rupiah naik 0,26% menjadi 16.620. per USD
Rupee melemah 0,27% ke 89,795 per USD
Yuan melemah 0,04% ke 7,0746 per USD
Ringgit naik 0,04% ke 4,1318 per USD
Baht menguat 0,09% ke 31,996 per USD
Oil
Harga minyak bertahan kuat pada perdagangan hari Selasa (2/12) karena pelaku pasar mencermati risiko yang berasal dari serangan pesawat tak berawak Ukraina di lokasi energi Rusia, meningkatnya ketegangan AS-Venezuela, dan ekspektasi beragam untuk persediaan bahan bakar AS.
Harga minyak mentah Brent naik 7 sen atau 0,1% menjadi $63,24 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 10 sen atau 0,2% menjadi $59,42 per barel.
"Harga minyak mempertahankan kenaikan karena para pedagang menunggu langkah Presiden Trump terkait Venezuela dan menilai kerusakan terminal di Laut Hitam," ujar analis Saxo dalam sebuah catatan kepada klien.
(reuters/cnbc/bloomberg/idx/AI)
Sumber : admin