Ini Kata Bos BNI (BBNI) Soal Danantara
Wednesday, November 13, 2024       20:23 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. () Royke Tumilaar mengatakan pihaknya mendukung pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara). Meskipun ia belum melakukan diskusi maupun mendapatkan informasi resmi terkait hal ini.
"Kami sih ikut aja yang terbaik, kan sepanjang itu bagus buat [negara]. Kan kita di bawah, yang berubah kan di atas jadi aku nggak berani komen ya," ujar Royke saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (13/11/2024).
Dia mengatakan belum melakukan diskusi maupun mendapatkan informasi resmi terkait pembentukan Danantara ini.
"Belum ada, resminya saya juga masih dengar dari orang. Saya belum ada pihak saya resmi dari sana belum ada jadi aku belum berani komen. Aku belum tahu strukturnya belum tahu ini," pungkas Royke.
Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Danantara akan menaungi setidaknya tujuh BUMN jumbo pada tahap awal, termasuk BNI. Keenam lainnya adalah yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.(), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.(), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.(), dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Bila menggabungkan total aset tujuh BUMN tersebut, maka dana kelolaan Danantara pada tahap awal ini akan mencapai nyaris Rp9.000 triliun.
Selain tujuh BUMN jumbo itu, Danantara juga akan menaungi Indonesia Investment Authority (INA), sovereign wealth fund (SWF) yang sudah lebih dahulu berdiri. INA disebut memiliki aset Rp163 triliun. Dengan demikian total asset under management (AUM) Danantara akan menjadi Rp9.049 triliun atau sekitar US$571,6 miliar.
Mulanya, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan embrio super holding BUMN , Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Kamis (7/11/2024) lalu. Rencana itu ditunda karena Presiden Prabowo melakukan perjalanan ke beberapa negara dan masih menunggu keputusan selanjutnya.
(mkh/mkh)

Sumber : www.cnbcindonesia.com