Amerika Pertahankan Tarif China, Tembaga Jatuh dari Level Tertinggi 8 Bulan
Wednesday, January 15, 2020       15:49 WIB

Ipotnews - Harga tembaga London jatuh dari level tertinggi delapan bulan, Rabu, menghentikan kenaikan beruntun tujuh sesi setelah Amerika mengatakan akan mempertahankan tarif terhadap barang-barang China, berpotensi mengurangi dorongan bagi pertumbuhan global.
Washington dan Beijing terkunci dalam perang dagang selama 18 bulan dengan saling mengenakan tarif terhadap barang satu sama lain, mengganggu pertumbuhan ekonomi global dan permintaan logam industri, terutama tembaga.
Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, mengatakan tarif akan tetap berlaku setelah penandatanganan perjanjian perdagangan Fase 1, Rabu malam, tetapi Presiden Donald Trump bisa mempertimbangkan untuk melonggarkannya jika China bergerak cepat untuk menyegel perjanjian tahap kedua.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,5% menjadi USD6.273 per ton, pada pukul 14.08 WIB, sedangkan kontrak tembaga yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (ShFE) naik 0,2% menjadi 49.260 yuan (USD7.152,09) per ton, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Rabu (15/1).
"(Kesepakatan itu) telah terefleksikan dalam harga, yang akan menemui resistance di level USD6.350 per ton," kata Fred Gu, Vice President Bayin Resources, menambahkan bahwa kesepakatan Fase 2 membutuhkan pengurangan atau pembatalan tarif AS atau pasar keuangan China membuka diri untuk mendorong harga lebih tinggi.
"Pasar fisik akan melambat sebelum Tahun Baru Imlek dan sebagian besar pengguna akhir akan berhenti membeli dari pekan depan sampai...Februari," kata Gu, merujuk pada liburan selama seminggu di China mulai 24 Januari.
Credit Suisse mengatakan kesepakatan Fase 1 AS-China akan memiliki implikasi minimal pada permintaan logam global dan fase berikutnya dari negosiasi perdagangan kemungkinan tetap  volatile .
Produksi tembaga olahan global bergerak lebih tinggi pada Desember tetapi aktivitas peleburan tembaga di China mencapai posisi terendah yang baru pada paruh kedua bulan ini.
Persediaan tembaga di gudang LME turun ke level terendah 10-bulan di posisi 128.100 ton, memberikan beberapa dukungan untuk harga. Namun, stok tembaga di gudang berikat di Shanghai, China, sedikit  rebound  pada Januari menjadi 265.000 ton, dari rekor terendah 244.000 ton di Desember, menurut data bulanan Shanghai Metals Market.
Raksasa nikel dan  stainless steel  China, Tsingshan Holding Group, memproduksi 10,65 juta ton  stainless steel  dan 330.000 ton setara nikel pada 2019.
Harga logam dasar lainnya, aluminium LME turun 0,5% menjadi USD1.800 per ton, nikel melemah 0,2% menjadi USD13.845 per ton, sementara nikel ShFE anjlok 1,9% menjadi 109.140 yuan per ton. (ef)

Sumber : Admin