Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) yakin kinerjanya tetap stabil di tahun ini
Thursday, July 09, 2020       15:01 WIB

JAKARTA - Perusahaan jasa dan infrastruktur tambang PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk () berharap dapat mempertahankan kinerja bisnisnya hingga akhir tahun nanti.
Asal tahu saja, pendapatan memang turun tipis 0,06% (yoy) menjadi US$ 16,03 juta di kuartal I-2020. Namun, di periode yang sama laba bersih emiten tersebut melonjak 21,7% (yoy) menjadi US$ 9,56 juta.
 Corporate Secretary   Kurniawati Budiman mengatakan, salah satu strategi yang diterapkan di tahun ini untuk mencapai peningkatan laba bersih adalah penghematan beban bunga. Penghematan tersebut juga merupakan dampak dari restrukturisasi pinjaman yang dilakukan di akhir 2018 lalu.
Jika ditelusuri, beban bunga mengalami penurunan 9,63% (yoy) menjadi US$ 13,79 juta di kuartal pertama lalu. "Tren demikian diharapkan terus terjadi di semester pertama dan seterusnya," ujar dia, hari ini (9/7).
Selain itu, berharap volume penanganan batubara tetap stabil hingga tutup tahun nanti terlepas dari adanya tren pelemahan harga batubara dan pandemi Corona.
Catatan Kontan, di kuartal pertama silam membukukan volume penanganan batubara sebesar 19 juta ton. Sedangkan di kuartal kedua, menargetkan volume penanganan batubara sekitar 35 juta hingga 38 juta.
Sayangnya, manajemen belum bisa mengungkapkan realisasi volume penanganan batubara di kuartal II-2020 lantaran masih dalam proses pendataan.
juga tak menampik akan merevisi target pertumbuhan pendapatan di tahun ini yang sebelumnya dipatok sebesar 15%. Hanya saja, Kurniawati menyebut, pihaknya masih melakukan pembahasan secara internal dengan berkaca pada laporan keuangan perusahaan di kuartal pertama.
Evaluasi ini juga bersamaan dengan persiapan penyampaian laporan keuangan kuartal kedua. "Kami masih dalam proses evaluasi atau revisi target pertumbuhan tahun 2020," imbuh dia.
Yang terang, akan berusaha merampungkan agenda ekspansi terdekatnya pada tahun ini, yakni proyek pelabuhan khusus batubara di Banyu Asin, Sumatera Selatan. Kurniawati berkata, proyek ini sedang dalam tahap penyelesaian  hauling road  atau jalur khusus tambang.
Sekadar pengingat, diharuskan membuat jalur kereta api tambahan atau  side track  mengingat kendaraan tambang batubara dilarang mengakses pelabuhan melalui jalan raya lintas provinsi.
Di kesempatan lalu, Direktur Michael Wong pernah menyebut, pembangunan jalur khusus tambang yang mengarah ke pelabuhan batubara memakan dana  capital expenditure  (capex) sekitar Rp 26 miliar.
Namun demikian, sedang meninjau ulang capex yang sudah dikeluarkan untuk proyek tersebut. Bukan tidak mungkin akan mengeluarkan biaya tambahan. "Kami sedang  review  apakah gangguan pandemi Covid-19 akan menambah kebutuhan investasi pada proyek tersebut," ungkap Kurniawati.
Kelak, di tahap awal, pelabuhan batubara milik memiliki kapasitas pengangkutan batubara sebanyak 5 juta ton per tahun. Jumlah ini dapat ditingkatkan hingga maksimal 24 juta ton per tahun.

Sumber : KONTAN.CO.ID