BEI Mengaku Terus Pantau 41 Saham Terindikasi "Saham Gorengan"
Wednesday, January 15, 2020       15:54 WIB

Ipotnews - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui memang ada ada 41 saham yang dianggap gorengan. Nilai transaksinya 8,3 persen dari Rata-rata nilai Transaksi Harian ( RNTH ) pada 2019 yang sebesar Rp 9,1 triliun.
Menurut Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, BEI, Laksono Widodo, pihaknya akan terus memantau pergerakan harga saham-saham gorengan. Untuk itu, ia juga meminta para investor untuk lebih jeli dalam memilih investasi sahamnya.
"Sebenarnya kami punya rambu-rambu yang apabila diikuti dengan baik mestinya cukup memberikan guidance (bimbingan) untuk para investor untuk memilih saham-saham yang ada," kata Laksono usai RDPU tertutup dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (15/1).
Guidance tersebut kata Laksono dapat dilihat dari notifikasi khusus yang diberikan otoritas bursa terhadap saham-saham yang ada, sehingga seharusnya investor mengetahui notifikasi-notifikasi tersebut. Notifikasi-notifikasi khusus itu kata dia seperti Unusual Market Activity (UMA).
Laksono menuturkan, BEI selalu mengingatkan investor agar mengkaji kembali aksi korporasi emiten yang terkena UMA dan mempertimbangkan risiko sebelum mengambil keputusan investasi.
Selain UMA, kata dia, ada juga adalah suspensi saham yang berarti saham yang dihentikan sementara perdagangannya oleh otoritas bursa pada kurun waktu tertentu sehingga investor tidak bisa membeli maupun menjual saham sampai ada pemberitahuan pencabutan suspensi. Biasanya suspensi saham akan dilakukan jika saham tersebut pergerakannya dinilai tak wajar.
"Mengenai UMA, kami juga melakukan suspensi, kami juga melakukan notasi khusus. Terus seperti itu," ujar Laksono.
Masalah saham gorengan mencuat setelah terungkapnya skandal investasi di Asuransi Jiwasraya yang menyebabkan perusahaan itu mengalami kerugian belasan triliun rupiah sehingga mengalami gagal bayar kepada nasabahnya.
Adalah Kementerian BUMN yang pertama menyebut Jiwasraya melakukan investasi di saham gorengan.
Presiden Joko Widodo, saat membuka perdagangan saham pada 2 Januari 2020, juga menyinggung ada praktik goreng-mengoreng saham yang terjadi di pasar modal Indonesia, di mana ada pihak-pihak yang dengan sengaja mengangkat harga saham secara tidak wajar hingga naik berkali-kali lipat.
Jokowi mengaku sudah mendengar langsung adanya praktik goreng saham di pasar modal tanah air. Oleh karenanya, dirinya pun sudah menyampaikan langsung kepada Bos OJK dan BEI untuk mengatasi masalah tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendukung Presiden Joko Widodo untuk membersihkan oknum yang kerap kali menggoreng harga saham sehingga harganya tinggi.
Ia menjelaskan pembersihan saham-saham gorengan itu bermanfaat untuk meningkatkan kepercayaan publik kepada pasar modal Indonesia. Ia juga menekankan instrumen investasi yang ada di pasar modal harus jelas dan berintegritas sehingga tidak membohongi publik. (Adhitya)

Sumber : admin