BVIC Targetkan Laba Bersih Capai Rp 130 Miliar Tahun Ini
Friday, March 15, 2019       18:17 WIB

Ipotnews - Emiten PT Bank Victoria International Tbk (), yang merupakan bank kategori II berencana melakukan penguatan modal tahun ini melalui right issue.
Tapi menurut manajemen terkait right issue, belum bisa menyebutkan jumlah dana yang akan ditargetkan seperti dikemukakan Ahmad Fajar, Direktur Utama di Jakarta, Jumat (15/3).
"Tahun ini ada penambahan modal dari pemegang saham. Tapi saya belum bisa sebutkan jumlahnya," jelas Ahmad Fajar, sambil menambahkan juga membuka diri bagi investor strategis untuk masuk dan melakukan penguatan modal agar perusahaan bisa naik kelas menjadi kategori Bank Umum Kegiatan Usaha ( BUKU ) III. Meski membuka diri, hingga saat ini belum mendapatkan calon investor strategis..
Target untuk naik kelas memang masih lama, rencananya perseroan akan naik dari BUKU II menjadi BUKU III dalam tiga sampai lima tahun ke depan. Adapun tahun ini, masih ingin menfokuskan diri menjaga pertumbuhan bisnis secara sehat.
Pada 2019, menargetkan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) sekitar 2,5% -2,6%. Tahun lalu, mereka juga mencatatkan NIM sebesar 2,5%. Sementara untuk laba bersih tahun ini ditargetkan mencapai Rp 130 miliar dan akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Ahmad merinci, tahun lalu laba bersih mengalami penurunan lantaran banyak melakukan pembiayaan di sektor multifinance. Seperti diketahui sektor tahun lalu dilanda kelesuan. Hanya saja, dia belum bersedia menyebutkan realisasi tahun 2018.
"Hampir semua bank yang punya kredit di multifinance turun profit-nya. Tahun ini kita akan selektif dalam menyalurkan kredit di sektor ini. Ada beberapa multifinance yang tahun lalu masih bagus, tahun ini turun. Tahun ini kita akan konsolidasi dan mau recovery NPL, " jelasnya.
dalam penyaluran kredit membidik pertumbuhan 13%-14% tahun ini atau sebesar Rp 1,7 triliun. Lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang tumbuh sebesar 6%. Di dua bulan pertama tahun ini, realisasi kredit bank ini sudah tumbuh Rp 500 miliar.
Penopang kredit di awal tahun adalah sektor manufaktur, properti apartemen dan hotel, serta trading. Tahun ini, bank ini belum bermain di sektor konsumer dan hanya fokus ke kredit korporasi.
Ahmad mengatakan, sektor konsumer baru akan digenjot tahun depan sejalan dengan rencana meluncurkan Victoria Internet Banking. Dengan adanya internet banking, akan memiliki virtual account sehingga bisa menggarap lebih banyak payroll atau bisnis pengeloaan kas.
juga akan menjaga kualitas aset dengan rasio Non Performing Loan (NPL) 2,5%. Membaik dari posisi akhir tahun 2018 yang tercatat sebesar 3,8%. Sementara untuk rasio kredit terhadap dana atau Loan to Deposit Ratio (LDR), ditargerkan sekitar 76%-79%. Itu meningkat dari tahun lalu yang tercatat sebesar 72%. LDR tahun lalu cukup longgar karena sekitar Rp 10 triliun dari Rp 30 triliun aset mereka dimasukkan ke surat berharga. (winardi)

Sumber : admin