Bursa Wall Street Perkasa, Nasdaq Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
Wednesday, February 05, 2020       04:33 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street melesat, Selasa, membangun keuntungan kuat dari sesi sebelumnya karena pasar pulih kembali dari aksi jual tajam yang dipicu kekhawatiran atas dampak virus korona.
Dow Jones Industrial Average ditutup melonjak 409 poin atau 1,44% menjadi 28.807,63, demikian laporan   CNBC  , Selasa (4/2) atau Rabu (5/2) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 melejit 1,5% atau 48,67 poin menjadi 3.297,59, sedangkan Nasdaq Composite Index melambung 194,57 poin atau 2,1% ke rekor, menjadi 9.467,97. Patokan  tech-heavy  itu menjadi yang pertama dari indeks utama untuk kembali sepenuhnya dari ketakutan terkait virus korona.
Sejumlah saham yang mengalami tekanan akibat kekhawatiran  coronavirus  memperlambat ekonomi memantul pada sesi Selasa. Apple melonjak 3,3%. Nvidia dan Micron masing-masing naik lebih dari 2,5%.
Perusahaan yang terkena dampak langsung oleh virus korona, termasuk Carnival, yang mengkonfirmasi pada Senin bahwa seorang penumpang kapal pesiarnya yang dites positif terkena virus tersebut, menguat. Carnival bertambah 1,9%. Saham maskapai penerbangan, American dan United sama-sama melesat lebih dari 5%.
Tesla, sementara itu, mendorong Nasdaq dengan lonjakan lebih dari 13% yang mengangkat sahamnya di atas USD900 untuk pertama kalinya. Reli itu mengikuti hari terbaik Tesla dalam enam tahun. Investor miliarder Ron Baron, Selasa, mengatakan Tesla bisa melihat pendapatan USD1 triliun dalam 10 tahun. Namun, Tesla mengembalikan sebagian keuntungannya di menit-menit akhir perdagangan. Pada puncaknya hari itu, Tesla melonjak lebih dari 24%.
Microsoft dan Caterpillar keduanya melejit sekitar 3% untuk berkontribusi pada kebangkitan Wall Street. Sektor teknologi S&P 500 melonjak 2,6%, dipimpin keperkasaan Apple.
Dow anjlok 603 poin, atau 2,1% pada sesi Jumat. Senin, indeks tersebut bangkit kembali sebesar 144 poin, atau 0,5%.
Penguatan lanjutan pada sesi Selasa terjadi setelah laporan  Reuters  menyebutkan Bank Sentral China dapat memangkas suku bunga pinjaman utama serta rasio persyaratan cadangan perbankan (RRR) dalam beberapa pekan mendatang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Laporan itu muncul sehari setelah People's Bank of China meluncurkan langkah-langkah injeksi likuiditas hingga mencapai lebih dari 1 triliun yuan. PBOC juga menyuntikkan 400 miliar yuan lagi dalam likuiditas.
"Keseimbangan antara  deleveraging  dan pertumbuhan cenderung dimiringkan ke arah stimulus untuk memperbaiki kerugian akibat virus tersebut dan karantina," kata Larry Brainard, Chairman TS Lombard, dalam sebuah catatan.
"Dengan PDB kuartal pertama 2020 cenderung turun tajam, kami memperkirakan Beijing akan meresponsnya secara agresif dengan stimulus fiskal dan moneter untuk menempatkan pertumbuhan di jalurnya pada kuartal kedua 2020. Ini akan menghasilkan pemulihan berbentuk V, dipimpin sektor industri."
Saham China melonjak setelah penurunan kejatuhan pada sesi Senin. Shanghai Composite ditutup 1,3% lebih tinggi sementara indeks Saham Shenzhen A naik 1,8%. Indeks ekuitas lainnya di wilayah itu, termasuk Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea, juga membukukan kenaikan kuat. Sentimen positif itu merambah ke pasar ekuitas Eropa, yang juga mencatatkan keperkasaan.
Pasar lebih tinggi meski angka kematian akibat virus korona meningkat dan laba yang mengecewakan dari Alphabet, induk usaha Google, setelah bel penutupan Senin.
Hingga Senin malam, jumlah korban tewas akibat virus itu mencapai 426 dengan 20.679 kasus dikonfirmasi di China. Namun, Presiden Bank Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, Senin, mengatakan pandangannya terhadap ekonomi AS tidak berubah oleh virus tersebut. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, juga berpikir wabah itu bukan "bencana bagi ekonomi AS".
"Ketakutan pekan lalu adalah bahwa wabah itu terjadi pada saat data ekonomi agak goyah," kata Willie Delwiche, analis Baird. Dia mencatat rilis PMI Chicago yang suram pada sesi Jumat memperburuk sentimen investor. Namun, data yang dirilis minggu ini - termasuk aktivitas manufaktur dan pesanan pabrik - menunjukkan tanda-tanda stabilisasi. (ef)

Sumber : Admin