Bursa Wall Street Tumbang, Nasdaq Akhiri Keperkasaan Enam Sesi Beruntun
Wednesday, May 13, 2020       04:54 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street turun tajam, Selasa, menyerahkan berapa kenaikan kuat baru-baru ini, setelah investor mengevaluasi upaya terbaru untuk membuka kembali perekonomian.
Dow Jones Industrial Average ditutup 457,21 poin lebih rendah, atau 1,89%, menjadi 23.764,78, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Selasa (12/5) atau Rabu (13/5) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 2,05% atau 60,20 poin menjadi 2.870,12, sedangkan Nasdaq Composite Index merosot 2,06% atau 189,79 poin menjadi 9.002,55. Penurunan ini mengakhiri penguatan enam sesi beruntun bagi Nasdaq.
Meski mencatat pelemahan, Nasdaq masih menguat sekitar 0,3% untuk tahun ini, ketika Wall Street terkatrol lonjakan saham raksasa teknologi. Saham Amazon dan Netflix keduanya melambung lebih dari 30% sepanjang tahun ini, sementara Microsoft melejit 18%. Produsen  chip,  Nvidia, mencapai level tertinggi sepanjang masa yang baru pada sesi Selasa, membawa kenaikan 2020 menjadi 38%.
Saham bersiap untuk mendapatkan keuntungan dari rencana pembukaan kembali ekonomi, tetapi berbalik pada perdagangan petang, menyeret turun indeks utama. Bank of America, Citigroup, JPMorgan Chase dan Wells Fargo semuanya anjlok setidaknya 3%. Nike dan Disney keduanya ditutup 2,9% lebih rendah.
Investor juga menjauh dari saham teknologi. Facebook, Amazon dan Apple semuanya meluncur lebih dari 1%. Netflix dan Alphabet--induk usaha Google--keduanya ditutup melorot 2%.
"Kekhawatiran ekonomi masih menjadi perhatian utama. Meski ada pembukaan kembali, itu akan berjalan lambat," kata Peter Boockvar, Kepala Investasi Bleakley Advisory Group.
"Ada kekhawatiran yang mendasarinya bahwa ekonomi akan pulih dengan lambat dan kita masih dalam resesi yang mendalam. Ini ditutupi oleh harapan pembukaan kembali dan kinerja raksasa teknologi."
Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan pejabat kesehatan lainnya bersaksi di hadapan Komite Kesehatan Senat Amerika untuk membahas pembukaan kembali ekonomi.
Fauci mencatat vaksin akan sangat penting dalam menghentikan penyebaran virus korona, tetapi memperingatkan itu akan membutukan waktu sebelum obat yang dapat digunakan tersedia. Fauci menambahkan Amerika bisa menghadapi lebih banyak "penderitaan dan kematian" jika negara bagian mulai dibuka kembali terlalu cepat.
"Pasar terpecah antara optimisme pada pembukaan kembali beberapa ekonomi secara tentatif dan kehati-hatian pada data ekonomi yang masih suram," ujar Mike Pyle, Kepala Strategi Investasi Global di BlackRock Investment Institute. "Pasar akan mewaspadai setiap celah dalam sistem keuangan dan di tempat lain dalam perekonomian saat infeksi virus meningkat."
Beberapa negara bagian, termasuk Georgia, Texas dan Tennessee mulai mengizinkan bisnis  non-essential  melanjutkan operasi. Para pejabat New York juga menyusun rencana untuk secara bertahap membuka kembali negara bagian itu.
"Kita baru saja mulai mendapatkan beberapa gagasan tentang seperti apa ekonomi ini akan terlihat saat dibuka kembali," kata Megan Horneman, analis Verdence Capital Advisors. "Sampai kita mendapatkan data yang lebih solid dari itu, yakni beberapa minggu lagi, orang hanya akan berada dalam kebimbangan sebentar."
Lebih dari 4 juta kasus virus korona dikonfirmasi secara global, menurut Johns Hopkins University. Di Amerika saja, lebih dari 1,3 juta infeksi dikonfirmasi.
Sementara itu, saham Grubhub melesat 29 persen menyusul laporan bahwa perusahaan penyedia transportasi online, Uber, ingin mengakuisisi perusahaan pengiriman makanan itu. Saham Uber naik 2,3 persen.
PNC Financial Services anjlok 2,1 persen setelah mengumumkan akan menjual 22,4 persen sahamnya di raksasa manajemen keuangan BlackRock, yang menyusut 8,0 persen. (ef)

Sumber : Admin