Di AS, Lebih dari 99% Kematian Covid-19 Terjadi pada Orang yang Tidak Divaksinasi
Thursday, July 22, 2021       18:48 WIB

Ipotnews - Meskipun sudah lebih dari 161 juta orang yang telah divaksinasi penuh di AS, para ahli mengatakan pasti akan terlihat adanya laporan tentang infeksi terobosan Covid-19, dimana orang yang telah divaksinasi sepenuhnya tetap terinfeksi Covid-19.
Namun para ahli mengaskan bahwa adanya kasus terobosan Covid -19 itu bukanlah bukti bahwa vaksin tidak berfungsi, bahkan normal dan sudah diekspektasikan. Semua bukti menunjukkan bahwa dalam menghadapi varian delta yang sangat menular, vaksin Covid tetap berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu mengurangi risiko rawat inap dan kematian secara dramatis.
"Ketika Anda mendengar tentang terobosan infeksi, itu tidak berarti vaksin itu gagal," kata Dr. Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases AS, di depan Kongres, seperti dikutip laman ABC News, Rabu (21/7).
Vaksin COVID-19 sangat efektif, tetapi tidak memblokir virus 100% sepanjang waktu. Itu berarti bahwa beberapa infeksi terobosan bisa terjadi setelah orang divaksinasi.
"Saya pikir orang perlu menghargai ketika Anda berbicara tentang infeksi terobosan bahwa data asli dari uji klinis - data efikasi [kemanjuran] vaksin didasarkan pada kemampuan mencegah penyakit yang tampak terlihat secara klinis, bukan mencegah infeksi, seperti infeksi simtomatik," kata Fauci.
Meskipun banyak kasus infeksi terobosan dengan gejala ringan atau tanpa gejala, jumlahnya secara keseluruhan sangat rendah dibandingkan dengan jumlah orang yang divaksinasi. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan departemen kesehatan negara bagian AS, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit atau meninggal setelah divaksinasi lengkap bahkan lebih rendah lagi.
Ini menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi jauh lebih kecil kemungkinannya meninggal karena Covid-19 dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.
Tapi bukan berarti bahwa penyakit parah akibat infeksi Covid-19, tidak mungkin terjadi pada orang yang telah divaksinasi. Kondisi ini cenderung terjadi pada orang yang lanjut usia atau kekebalannya terganggu, kata para ahli.
"Dari 157 juta orang yang telah divaksinasi lengkap di AS, ada 4.909 rawat inap dan 988 kematian," kata Dr. Carlos del Rio, dokter penyakit menular dan profesor Kedokteran di Divisi Penyakit Menular di Fakultas Kedokteran Universitas Emory.
"Tentu saja kita akan melihat beberapa terobosan infeksi yang mengarah pada penyakit parah. Situasi ini lebih banyak terjadi pada populasi rentan dengan kondisi kronis yang mendasarinya, yang tidak dapat meningkatkan respon terhadap vaksin karena mereka tidak dapat melakukannya," ungkap Dr. John Brownstein, ahli epidemiologi penyakit menular di Rumah Sakit Anak Boston.
Fauci menegaskan bahwa risiko orang yang divaksinasi untuk menyebarkan Covid ke orang lain pasti jauh lebih kecil daripada orang yang tidak divaksinasi. Meskipun studi tentang hal ini masih dilakukan, tapi ... "Anda bisa membuat asumsi yang masuk akal bahwa tingkat penularan dari orang tanpa gejala yang sudah divaksinasi ke orang yang tidak terinfeksi, akan lebih kecil daripada jika orang itu tidak divaksinasi," kata Fauci pada pengarahan Response Tim Covid-19 Gedung Putih, pekan lalu.
Dr. Shobha Swaminathan, profesor dan ahli penyakit menular di Rutgers New Jersey Medical School berpendapat, bahwa jumlah keseluruhan infeksi terobosan meningkat, bisa jadi karena lebih banyak orang mendapatkan vaksinasi sehingga menghasilkan lebih banyak kasus terobosan.
"Ketika jumlah infeksi di AS meningkat, mungkin ada sedikit peningkatan jumlah infeksi 'terobosan','' kata Swaminathan. "Namun, sebagian besar infeksi dilaporkan terjadi di antara mereka yang belum divaksinasi," imbuhnya.
Para ahli mengatakan varian delta dapat berkontribusi pada kasus-kasus tersebut, dan saat ini, penelitiannya sedang berlangsung. Akan tetapi jika dikatakan bahwa vaksinasi menyebabkan peningkatan infeksi terobosan, "hal tersebut belum diketahui," tambah Brownstein.
Tetapi para ahli meyakini apa yang mereka ketahui, bahwa serangan varian delta yang sangat menular di AS menyebabkan lebih dari 99% kematian Covid-19 terjadi pada orang-orang yang tidak divaksinasi.
"Di beberapa bagian negara, persentasenya bahkan lebih tinggi, terutama di daerah dengan tingkat vaksinasi yang rendah," kata Dr. Rochelle Walensky, direktur CDC, dalam dengar pendapat di Capitol Hill, Selasa lalu. "Cara terbaik untuk menghentikan penyebaran adalah dengan vaksin." (ABC News)

Sumber : Admin