GOTO Matangkan Persiapan IPO di Luar Negeri
Thursday, April 14, 2022       09:28 WIB

JAKARTA, investor.id - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk () langsung matangkan persiapan secara internal untuk melakukan penawaran umum perdana atau  initial public offering  (IPO)   di bursa luar negeri. Hal itu dilakukan meski baru saja menggelar IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
CEO GoTo Andre Soelistyo mengungkapkan, perseroan memang berkomitmen untuk tahap awal menggelar IPO di Indonesia dan menawarkan saham publik khusus ke investor lokal saja. Strategi tersebut malah membantu penyerapan saham IPO di tengah pasar global yang tak menentu. Adapun GoTo melakukan penawaran umum pada 1-7 April 2022 dan mencatatkan saham pertama kali di BEI pada 11 April 2022.
Global market  sedang turun. Strategi tersebut ternyata membuat kami bisa melantai ke Bursa," ungkap Andre di Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Andre melanjutkan bahwa rencana ke depan adalah untuk menarik investor global, yang salah satu opsinya dengan menggelar IPO di bursa negara lain. Dia mengakui, jika ditanya bursa mana yang paling menarik, tentu jawabannya adalah di Amerika Serikat lantaran likuiditasnya.
Kendati demikian, terang dia, untuk menggelar IPO di luar negeri membutuhkan proses yang panjang guna memenuhi setiap ketentuan di bursa negara yang dituju. Karena itu, persiapan menuju IPO internasional langsung dilakukan meski baru saja menuntaskan penawaran umum di BEI.
Go public  itu fungsi persiapan dan kesiapan  market . Kesiapan  market  gak pernah bisa diprediksi, yang bisa kita lakukan persiapan saja. Terus dipersiapkan. Teman-teman habis liburan, dipersiapkan, supaya bila ada kesempatan untuk IPO kedua atau IPO tambahan kami bisa melakukan itu," ucap Andre.
Dalam prospektus akhir GoTo dinyatakan bahwa setelah penawaran umum perdana saham, dalam jangka waktu dua tahun setelah tanggal pencatatan, GoTo berencana untuk melakukan penerbitan saham baru dalam rangka penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk ditawarkan dan dicatatkan di bursa efek yurisdiksi lain.
Pada prospektus juga disebutkan rencana adalah untuk tercatat di New York Stock Exchange ( NYSE ), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange ( HKSE ), Singapore Stock Exchange (SGX), atau London Stock Exchange (LSE). Namun demikian, hal ini tunduk pada kondisi pasar dan persetujuan dari otoritas yang berwenang di yurisdiksi bursa efek di mana emiten akan tercatat.
Andre menambahkan bahwa pihaknya ingin agar saham itu likuid. Apabila nanti pemegang saham eksisting pra-IPO masa  lock up  berakhir, diharapkan saham bakal semakin likuid karena mayoritas adalah pemegang saham di bawah 5% sehingga bisa menarik lebih banyak investor lagi.
"Begitu  lock up  berakhir  liquidity  akan bertambah dan juga menjadi sangat likuid. Jadi mudah-mudahan dengan begitu kami bisa  attract  investor baru global dan juga lokal," kata Andre.
Menurut Andre, cita-cita IPO akhirnya terlaksana setelah Gojek bersatu dengan Tokopedia. Tak lama setelah merger pada tahun lalu, tim langsung melakukan persiapan IPO.
Namun, kata dia, untuk menggelar IPO di Indonesia, perlu banyak regulasi yang harus berubah. Karena itu, Andre mengapresiasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI yang sangat memfasilitasi perusahaan lokal yang ingin IPO di BEI.
"Inilah mungkin suatu progresivitas dari pemerintah yang sekarang. Kita jadi proyek percontohan yang pertama dan percontohan ini relatif berhasil dan sangat sukses," ungkap dia.
Sementara itu, Komisaris dan  Co-Founder  William Tanuwijaya mengungkapkan, rasa sangat bersyukurnya setelah berhasil IPO di BEI. Dia juga menyatakan bangga karena akhirnya berhasil IPO yang merupakan mimpinya sejak lama.
"Kemudian rasa tanggung jawab yang luar biasa. Kami menyadari apapun yang kami sampaikan semua, mata publk tertuju. Artinya mereka akan menitipkan sebagian penghasilan mereka, sebagian dari dana pensiun mereka karena mereka percaya pada . Tanggung jawab itu penting kami emban," terang William.

Sumber : Investor.id