Imbal Hasil Obligasi AS Tekuk Rupiah ke Rp14.172 per Dolar AS
Wednesday, October 27, 2021       16:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.172 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (27/10) sore. Mata uang Garuda melemah 20 poin atau 0,14 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.153 per dolar AS.
Begitu pula dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.184 per dolar AS atau melemah dari Rp14.165 per dolar AS pada hari sebelumnya.
Di kawasan Asia, mata uang Garuda melemah bersama won Korea Selatan yang sebesar 0,29 persen, ringgit Malaysia 0,05 persen, dolar Hong Kong 0,03 persen, dolar Singapura 0,01 persen, dan baht Thailand minus 0,11 persen,
Sementara, yen Jepang menguat 0,32 persen dan peso Filipina menguat 0,09 persen. Lalu, mata uang di negara maju terlihat bergerak bervariasi. Tercatat, poundsterling Inggris melemah 0,14 persen, euro menguat 0,13 persen, dan dolar Australia menguat 0,03 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah terjadi di tengah kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi AS. Jika yield obligasi naik, maka otomatis dolar AS akan menguat.
Selain itu, kepercayaan konsumen AS yang naik juga menambah sentimen positif untuk mata uang negara tersebut. Dengan demikian, rupiah semakin terpukul di hadapan dolar AS.
"Kepercayaan konsumen AS naik pada Oktober karena kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi diimbangi oleh prospek pasar tenaga kerja yang positif, menunjukkan pertumbuhan ekonomi meningkat," kata Ibrahim dalam risetnya.
Saat ini, investor sedang menanti hasil pertemuan Bank of Japan (BoJ) dan European Central Bank (ECB). Bila sesuai jadwal, hasilnya akan diumumkan Kamis (28/10).
"Bank of Japan diperkirakan mempertahankan program stimulus besar-besaran dan memangkas perkiraan inflasi tahun ini," pungkas Ibrahim.

Sumber : CNNINDONESIA.COM