Indeks Saham Singapura Pimpin Kenaikan Bursa EM Asia, Mayoritas Mata Uang Regional Menguat
Thursday, October 01, 2020       13:30 WIB

Ipotnews - Indeks saham Singapura hari ini memimpin penguatan terbesar di bursa saham  emerging markets  Asia, dengan mencatatkan kenaikan 1,36% pada siang ini, Kamis (1/10).
Reuters melaporkan, selain Singapura, indeks saham EM Asia yang mencatatkan kenaikan hari ini adalah Indonesia 0,88%, Filipina 0,54%, dan Thailand 0,21%. Hanya indeks saham Malaysia yang melorot 0,73%.
Penguatan indeks saham Singapura didorong oleh sentimen positif investor global yang didukung oleh tanda-tanda kemajuan dalam pembahasan stimulus fiskal di DPR AS. Kenaikan indeks ke level tertinggi sejak Agustus itu, dimotori oleh lonjakan harga saham Singapore Telecommunications (Singtel) yang hampir mencapai 3%.
Sejumlah bursa EM Asia hari ini tutup karen alibur nasional di China, Korea Selatan, Taiwan dan Hong Kong.
Indeks saham Indonesia juga mengalami penguatan cukup besar, setelah sepanjang bulan lalu tertekan oleh kekhawatiran atas meningkatnya penyebaran virus korona dan kemungkinan intervensi terhadap independensi Bank Indonesia.
Indeks saham Malaysia melawan tren hari ini, karnea penurunan tajam harga saham produsen minyak sawit FGV Holdings Bhd., setelah Amerika Serikat melarang impor dari perusahaan itu atas tuduhan menggunakan sistem kerja paksa. Saham pesaingnya, Sime Darby Plantation anjlok lebih dari 3%.
Mayoritas mata uang EM Asia juga menguat. Rupiah menguat 0,13%, ringgit 0,19%, dolar Singapura 0,14%, dan baht 0,19%. Hanya peso yang melemah -0,05% siang ini.
"Sejumlah aset berisiko secara global mendapat manfaat dari suara-suara positif di tengah upaya mencapai kesepakatan stimulus fiskal dari Washington," ungkap Stephen Innes, kepala global ahli strategi pasar di Axi, seperti dikutip Reuters.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan pada hari Rabu (30/9) bahwa kemajuan sedang dibuat terkait rencana bantuan pandemi sebesar USD2,2 triliun. Perkembangan terbaru ini mendukung kenaikan indeks saham Wall Street dini hari tadi.
Berita itu juga membantu mengangkat dolar AS,  safe haven  favorit bagi para investor selama masa pandemi virus korona, dari level terendah dalam sepekan terakhir.
Kabar positif dalam perekonomian regional, juga datang dari data perdagangan Korea Selatan yang menunjukkan peningkatan ekspor untuk pertama kali dalam tujuh bulan terakhir, pada September. Kabar tersebut memperkuat sinyal positif sebelumnya yang muncul dari pemulihan data ekonomi China awal pekan ini.
Peso mengalami pelemahan di tengah rapat kebijakan Bank Sentral Fillipina hari ini. Bangko Sentral Ng Pilipinas (BSP) diperkirakan untuk mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada rekor terendah 2,25%, setelah pemotongan sebesar 175 basis poin sepanjang tahun ini.
"Pelaku pasar telah menentukan harga saat jeda," kata Nicholas Mapa, seorang ekonom senior Filipina di ING. Dia mengatakan pasar melihat likuiditas baru senilai USD11 miliar yang dimiliki Pemerintah Filipina. Dia juga meminta BSP untuk mendukung kebijakan tersebut. (Adhitya)

Sumber : Admin