Kuartal I/2020, STTP Optimis Laba Bersih Naik 20 Persen
Friday, June 05, 2020       10:27 WIB

Ipotnews - Pada kuartal pertama tahun ini, PT Siantar Top Tbk () optimis mampu mencatatkan kinerja positif dengan target penjualan bakal naik 9% sedangkan laba bersih bisa terkerek lebih dari 20% dibandingkan kinerja di kuartal I-2019.
sementara ini masih berpatokan pada target pertumbuhan  top line  sebesar 10%-15% dibanding realisasi kinerja tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 3,51 triliun. Artinya, sejauh ini masih mengejar perolehan penjualan neto sebesar Rp 3,86 triliun hingga Rp 4,03 triliun di sepanjang tahun ini.
Mengacu laporan keuangan perusahaan, penjualan di kuartal I-2019 capai Rp 862,71 miliar. Sementara, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih perusahaan tercatat Rp 135,20 miliar di akhir Meret 2019 silam.
Dengan asumsi target yang dipatok perusahaan, maka penjualan pada triwulan pertama tahun ini bisa sekitar Rp 940,35 miliar . Sementara laba bersih diperkirakan bisa berada di atas Rp 162,24 miliar di akhir Maret 2020 kemarin.
Penjualan ekspor memang telah terdampak pandemic corona. Menurut Direktur , Armin penjualan ekspor ke China sempat terganggu pada bulan Februari 2020. Hal ini diakibatkan oleh adanya penerapan kebijakan  lockdown  di negara tersebut. Hal yang serupa juga terjadi pada beberapa negara tujuan ekspor lainnya seiring dengan menyusulnya pemberlakuan kebijakan  lockdown  di negara-negara lain.
Beruntung, memiliki jaringan pasar yang luas dan perusahaan mampu mengalihkan penjualan ekspor ke target pasar eksisting lainnya yang sudah memiliki permintaan stabil.
"Jaringan distribusi kami di negara-negara tujuan ekspor kami sudah dikembangkan, otomatis meski ada masalah sales kami tetap tumbuh karena jaringan distribusinya sudah lebih merata dibanding sebelumnya," terang Armin seperti dikutip KONTAN, Kamis (4/6).
Di sisi lain, juga terus berupaya untuk menjaga kinerja penjualan domestik. Salah satu caranya yakni dengan 'menaikkan kelas' produk-produk yang dimiliki. Semisal suatu produk dihargai sebesar Rp 500 per bungkusnya, maka produk tersebut akan dinaikkan kelasnya menjadi produk seharga Rp 1.000 per bungkus dengan isi dan kemasan yang lebih besar pula.
Strategi ini membuat nilai jual dan marjin setiap produk menjadi lebih besar dibanding sebelumnya..
Menyoal target tahun ini, sementara ini masih berpatokan pada target pertumbuhan  top line  sebesar 10%-15% dibanding realisasi kinerja tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 3,51 triliun. Artinya, sejauh ini masih mengejar perolehan penjualan neto sebesar Rp 3,86 triliun hingga Rp 4,03 triliun di sepanjang tahun ini. (winardi)

Sumber : Admin