Logam Dasar Berguguran di Tengah Ketidakpastian Perang Dagang AS-China
Thursday, June 13, 2019       14:57 WIB

Ipotnews - Sebagian besar harga logam industri merosot, Kamis siang, di tengah minimnya kemajuan dalam menyelesaikan sengketa perdagangan Amerika-China, serta data yang lemah dari konsumen terbesar logam dasar itu, China.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME), turun 0,5 persen menjadi USD5.823 per ton pada pukul 14.15 WIB, aluminium berkurang 0,4 persen, seng melemah 0,4 persen dan timbal menyusut 0,3 persen. Namun, nikel tercatat melonjak 1,2 persen, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Kamis (13/6).
Sementara itu, kontrak tembaga yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange turun 0,9 persen menjadi 46.270 yuan (USD6.687,29) per ton, aluminium berkurang 0,1 persen dan seng melemah 0,3 persen. Nikel melejit 2,1 persen.
China merupakan konsumen logam terbesar di dunia. Perang dagang yang berkepanjangan dan kenaikan tarif menimbulkan ancaman bagi kesehatan ekonomi global serta pertumbuhan ekonomi China, yang pada akhirnya mengganggu permintaan logam.
Data dari China yang dirilis Rabu menunjukkan pasar kendaraan terbesar di dunia itu mengalami penurunan penjualan mobil bulanan terburuk pada periode Mei, dan inflasi pabrik melambat selama periode yang sama seiring merosotnya permintaan.
Tetapi pelemahan harga tertahan oleh ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve di tengah melambatnya pertumbuhan. Pemotongan suku bunga bisa melemahkan dolar AS dan membuat logam berdenominasi  greenback  menjadi lebih murah bagi importir yang menggunakan mata uang lain.
"Saya pikir hampir semua berita buruk sudah diperhitungkan dan saya menunggu  rebound ," kata seorang analis logam yang berbasis di China.
Sentimen pasar tertekan oleh kekhawatiran tentang ekspektasi yang rendah guna mengakhiri perang dagang karena minimnya persiapan yang dilakukan untuk menggelar pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akhir bulan ini.
Trump menolak untuk menetapkan batas waktu dalam memberlakukan tarif lainnya senilai USD325 miliar terhadap barang-barang China, dan menyebut hubungan dengan Beijing tetap bagus tetapi "sulit". (ef)

Sumber : Admin