Meski Kinerja Merosot Hingga Kuartal III/2019, ANDI Optimis Membaik Jelang Tutup Tahun
Tuesday, December 03, 2019       18:54 WIB

Ipotnews - Meski pada sembilan bulan pertama tahun 2019 kinerja PT Andira Agro Tbk () mengalami penurunan, perseroan optimis kinerja akan membaik di kuartal IV hingga tutup tahun nanti.
Menurut Direktur Utama , Francis Indarto turunnya penjualan bersih perseroan disebabkan oleh rendahnya harga CPO di sembilan bulan pertama tahun ini.
Francis menyebut harga rata-rata penjualan CPO sepanjang Januari - September 2019 hanya mencapai Rp5.700 per kilogram. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, harga tersebut memang relatif lebih rendah. Berdasar data seperti dikutip Kontan (27/06), harga jual rata-rata CPO di tahun 2018 mencapai Rp6.170 per kilogram.
Kendati demikian, Francis mengaku optimis kinerja perseroan bisa lebih baik di kuartal IV hingga tutup tahun nanti. Apalagi Francis mencatat harga jual rata-rata CPO di bulan Oktober sudah bergerak lebih baik akibat adanya sentimen program mandatori penggunaan bauran 30% biodiesel dengan solar alias B30, yakni di kisaran Rp7.500 - Rp8.000 per kilogram.
"Apakah akan lebih bagus dari 2018, itu kami belum bisa sampaikan, yang pasti kami yakin bahwa secara produksi kami lebih banyak, nah tergantung harganya saja," ujar Fransic dalam acara paparan publik seperti dikutip Kontan,pada Selasa (3/11).
Berdasar laporan keuangan di kuartal III/2019, penjualan bersih perseroan turun sekitar 7,50% secara tahunan ( year-on-year /yoy) Rp211,94 miliar di sembilan bulan pertama 2019.
Sebelumnya, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp229,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan penjualan terjadi baik pada lini penjualan minyak mentah kelapa sawit ( crude palm oil /CPO) maupun inti sawit (kernel).
Adapun, penjualan CPO turun 6,68% secara yoy dari yang semula Rp 195,99 miliar di kuartal III/2018 menjadi Rp182,89 miliar atau setara dengan 86,29% dari total penjualan bersih di kuartal III/2019.
Sementara itu, penjualan kernel mengalami penurunan 12,32% secara yoy dari Rp33,13 miliar menjadi Rp29,05 miliar atau setara dengan 13,71% penjualan bersih perseroan di kuartal III tahun ini.
Sebenarnya, turunnya penjualan bersih juga diiringi oleh penurunan beban pokok pendapatan sekitar 5,15% secara yoy menjadi Rp178,79 miliar di kuartal III/2019. Sebelumnya, beban pokok pendapatan perseroan tercatat sebesar dari Rp188,52 miliar di kuartal III/2018.
Namun demikian, penurunan beban pokok penjualan yang lebih rendah dibanding penurunan penjualan penurunan pada sisi laba sudah bisa terlihat pada laba kotor. Sebab, laba kotor perseroan tercatat mengalami penurunan sekitar 8,36% secara yoy dari yang semula Rp40,61 miliar di kuartal III/2018 menjadi Rp33,15 miliar di kuartal III/2019.
Selain itu, kenaikan beban juga terjadi pada pos-pos beban seperti misalnya beban usaha alias  operating expenses  serta beban keuangan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III, beban usaha  operating   expenses  naik 7,32% secara yoy dari yang semula Rp13,72 miliar di kuartal III/2018 menjadi Rp14,72 miliar di kuartal III/2019.
Sementara itu, beban keuangan perseroan naik sekitar 113,20% secara yoy menjadi Rp209,51 juta sepanjang Januari - September 2019. Sebelumnya, beban keuangan perseroan hanya mencapai Rp98,26 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Alhasil, hanya membukukan laba periode berjalan sebesar Rp14,78 miliar sepanjang Januari - September 2019. Angka ini lebih rendah sekitar 22,28% dibanding laba periode berjalan tahun lalu yang mencapai Rp19,02 miliar. (winardi)

Sumber : Admin