Minyak Melonjak Karena Suplai Makin Ketat, Inflasi AS Mendingin
Saturday, April 01, 2023       10:33 WIB

Ipotnews - Laju harga minyak menguat di akhir pekan. Ini adalah penguatan mingguan keduanya secara beruntun karena suplai minyak makin ketat di beberapa bagian dunia. Juga faktor data inflasi AS yang mengindikasikan kenaikan harga konsumen melambat.
Minyak Brent ditutup naik $1,29, atau 1,6%, menjadi $79,89 per barel. Kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Mei, naik 50 sen, atau 0,6%, menjadi menetap di $79,77 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei ditutup lebih tinggi $1,30, atau 1,8%, pada harga $75,67 per barel, naik sekitar 9% untuk minggu ini.
Data pada hari Jumat menunjukkan indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS, pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve, naik 0,3% pada bulan Februari, dibandingkan dengan kenaikan 0,6% pada bulan Januari dan ekspektasi kenaikan 0,4% menurut survei Reuters.
Tanda-tanda bahwa inflasi melambat cenderung mendukung harga minyak karena hal ini dapat menunjukkan kenaikan suku bunga yang kurang agresif dari Fed, mengangkat permintaan investor untuk aset berisiko seperti komoditas dan ekuitas.
Harga minyak juga terangkat setelah produsen menutup atau mengurangi produksi di beberapa ladang minyak di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak utara menyusul penghentian pipa ekspor utara.
Dengan harga pulih dari posisi terendah baru-baru ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia kemungkinan akan tetap berpegang pada kesepakatan produksi yang ada pada pertemuan pada hari Senin, kata sumber.
OPEC memompa 28,90 juta barel per hari (bpd) bulan ini, survei Reuters menemukan, turun 70.000 bpd dari Februari. Output turun lebih dari 700.000 bpd dari bulan September.
Meskipun naik pada hari Jumat, Brent dan WTI mencatat penurunan bulanan masing-masing sebesar 5% dan 2%, tertajam sejak November. Brent menetap lebih rendah untuk kuartal ketiga berturut-turut, pertama kali terjadi sejak 2015.
Benchmark mencapai level terendah sejak 2021 pada 20 Maret setelah krisis bank gagal di AS. Dan harga minyak telah pulih dari beberapa kerugian sejak saat itu, namun level harga tetap jauh di bawah level yang diperdagangkan pada awal Maret.
"Gangguan ekonomi yang berkepanjangan pada bulan lalu kemungkinan akan memperlambat ekonomi, jika tidak menyebabkan resesi, dan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah tidak cukup untuk mendukung harga minyak dalam jangka pendek," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.
(reuters/cnbc)

Sumber : admin