Palladium Torehkan Harga Tertinggi, Emas Kembali ke Level USD1.300
Saturday, March 16, 2019       09:15 WIB

Ipotnews - Palladium mencetak harga rekor tertinggi pada perdagangan akhir pekan ini. Hal ini terjadi seiring ekspektasi bahwa stimulus ekonomi China akan mendorong demand terhadap logam tersebut, Sementara kabar bahwa Rusia akan melarang ekspor logam mulia menambah kekhawatiran defisit suplai.
Harga emas naik USD7,8 ke harga USD1.302,90 per ons.
PM China Li Keqiang mengatakan pemerintah China membuka kebijakan moneter tambahan untuk menopang pertumbuhan ekonomi tahun ini. "Pengumuman kebijakan stimulus khusus menopang sentimen di China yang mana dapat dibilang adalah menguntungkan konsumen global di bidang otomotif, sehingga menolong penguatan palladium secara cepat," kata Tai Wong, Analis sektor Komoditas pada lembaga BMO.
Harga palladium di pasar spot naik ke level rekor di USD1.567,5 di awal sesi perdagangan. Harga naik 0,19 persen ke level USD1.560,89 (12:55 pm EST).
"Terdapat juga beberapa kekhawatiran bahwa wacana kemungkinan larangan ekspor logam scrap di Rusia sudah dapat berdampak secara ekstrem terhadap penurunan suplai palladium," tambah Wong.
Dengan maksud mempromosikan pemurnian logam di dalam negeri, Rusia sedang mempertimbangkan larangan ekspor potongan logam mulia dan tailing, demikian seperti diberitakan koran lokal, Kommersant. Rusia adalah produsen terbesar palladium.
Sementara itu harga emas rebound setelah pada sesi sebelumnya drop 1 persen. Lalu harga emas menguat 0,5 persen yang menjadi penguatan kedua pekannya secara langsung.
Penopang harga emas antara lain pelemahan dolar AS, terbebani oleh penurunan data manufaktur dan output produksi pabrikan. Pelemahan data ini terjadi jelang meeting the Fed pada pekan depan.
Harga logam lain seperti perak menguat 0,81 persen ke harga USD15,30 per ons dan platinum naik 1,37 persen ke harga USD829,70 per ons.
(reuters/mk)

Sumber : admin