Pasar Merespons Komentar Yellen soal Suku Bunga, Greenback Reli
Wednesday, May 05, 2021       05:39 WIB

Ipotnews - Dolar menyentuh level tertinggi dua pekan, Selasa, karena selera risiko memudar di tengah aksi jual saham, dengan komentar Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan suku bunga mungkin perlu naik untuk mencegah ekonomi Amerika dari  overheating  juga mendukung  greenback. 
Yellen, dalam sambutannya pada Selasa, membuat komentar itu karena lebih banyak program investasi ekonomi Presiden Joe Biden yang berjalan. Dia mengatakan anggaran pengeluaran tambahan itu sangat kecil dibandingkan ukuran relatif perekonomian.
Daya tarik  safe-haven  dolar mendapatkan dorongan lebih lanjut ketika Nasdaq anjlok lebih dari 2% pada satu titik, S&P melorot lebih dari 1% dan Dow Jones Industrial Average melemah 0,3%, dan karena imbal hasil US Treasury menurun, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (4/5) atau Rabu (5/5) pagi WIB.
Analis mengatakan banyak berita baik tentang ekonomi kemungkinan telah diperhitungkan oleh pasar.
"Setelah meningkat secara dramatis selama kuartal pertama, ekspektasi ekonomi Amerika Serikat bertemu dengan kenyataan, yang berarti kejutan tidak lagi mengarah ke sisi positif," kata Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar di Cambridge Global Payments,Toronto.
"Bagi banyak investor dan  momentum traders , beberapa  rebalancing  menjauh dari mata uang sensitif risiko dan menuju aset  safe-haven,  sangat masuk akal pada saat ini."
Penguatan Selasa membalikkan kerugian yang dialami pada sesi Senin setelah laporan survei manufaktur Amerika yang mengecewakan, meninggalkan dolar 1% di atas level terendah satu bulan yang dicapai pekan lalu.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,3% menjadi 91,278. Indeks tersebut merosot lebih dari 2% pada bulan lalu.
"Tak ada konsensus saat ini tentang apa yang akan terjadi pada dolar selama sisa tahun 2021, seperti yang terjadi pada awalnya," kata Tempus Inc dalam catatan penelitian terbarunya.
"Kendati beberapa pedagang melihat dolar AS dengan ruang untuk tumbuh karena imbal hasil obligasi akan lebih tinggi di masa mendatang mengingat meningkatnya ekspektasi inflasi, yang lain meyakini dolar sekarang sudah  overvalued  dan hanya akan terus menyusut karena seluruh dunia berhasil mengejar ketertinggalan."
Dolar AS naik 0,8% terhadap dolar Australia menjadi USD0,7704 dan 0,9% versus dolar Selandia Baru menjadi USD0,7138, meski harga komoditas menguat secara keseluruhan.
Euro turun 0,4% terhadap dolar menjadi USD1,2013. Terhadap yen, dolar naik 0,2% menjadi 109,32 yen.
Poundsterling melemah 0,1% menjadi USD1,3881 menjelang pertemuan Bank of England, Kamis, yang mungkin mengumumkan perlambatan dalam program pembelian obligasi karena peluncuran vaksin mendukung ekonomi Inggris. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Apr 25, 2024 - 10:32 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan IPPE
Thursday, Apr 25, 2024 - 10:29 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BEBS
Thursday, Apr 25, 2024 - 10:29 WIB
Hasil RUPS Tahunan April 2024 AHAP
Thursday, Apr 25, 2024 - 10:21 WIB
Hasil RUPS Tahunan April 2024 CINT
Thursday, Apr 25, 2024 - 10:12 WIB
Hasil RUPS Tahunan dan Luar Biasa April 2024 MPXL
Thursday, Apr 25, 2024 - 09:53 WIB
Harga Emas Turun Lagi!
Thursday, Apr 25, 2024 - 09:50 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham ACES, Jual