Pasar Ragukan Dampak Kesepakatan Fase-1 AS-China, Emas Berkilau
Wednesday, January 15, 2020       14:56 WIB

Ipotnews - Emas menguat, Rabu siang, karena investor mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian tentang efektivitas kesepakatan perdagangan Fase Pertama China-AS setelah pejabat tinggi Amerika mengatakan tarif barang-barang China akan tetap berlaku.
Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD1.550,60 per ounce pada pukul 13.56 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Rabu (15/1). Sementara, emas berjangka Amerika Serikat naik 0,4% menjadi USD1.551 per ounce.
Hanya sehari sebelum dua ekonomi terbesar dunia itu bersiap untuk menandatangani kesepakatan perdagangan sementara, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, mengatakan tarif barang-barang China akan diberlakukan sampai selesainya perjanjian Fase 2.
Mempertahankan tarif tersebut dapat mengurangi manfaat ekonomi dari kesepakatan Fase 1 dengan membatasi akses China ke salah satu pasar perdagangan terbesarnya.
"Laporan tadi malam bahwa Amerika akan mempertahankan tarif yang ada setidaknya sampai setelah pemilu AS...jelas mengguncang pasar dan itu agak mendukung emas," kata analis ING, Warren Patterson.
"Saya berjuang untuk melihat perdagangan emas di bawah USD1.500 untuk periode waktu yang berkelanjutan, selama sekitar satu tahun ke depan, sebagian besar sebagai dampak dari ketidakpastian perdagangan."
Emas melonjak 18% tahun lalu terutama dipicu perselisihan tarif selama 18 bulan dan dampaknya terhadap perekonomian global.
Saham Asia tergelincir karena komentar Mnuchin yang menekan sentimen risiko.
Investor menantikan detail dari perjanjian Fase 1, yang akan dirilis Rabu.
"Pentingnya kesepakatan Fase 1 kini telah berkurang," kata Jigar Trivedi, analis Anand Rathi Shares and Stock Brokers di Mumbai. "Itu hanya simbolis saat ini, tidak akan berdampak signifikan bagi pasar."
Seorang sumber, Selasa, mengatakan berdasarkan kesepakatan itu, China berjanji untuk membeli hampir USD80 miliar barang-barang manufaktur tambahan dari Amerika Serikat selama dua tahun ke depan, meski beberapa pakar perdagangan menyebutnya sebagai target yang tidak realistis.
Kekhawatiran gesekan dalam hubungan AS-China juga tetap ada dengan Amerika semakin dekat untuk mempublikasikan aturan yang akan memblokir pengiriman barang-barang buatan asing ke Huawei China.
Beige Book Federal Reserve, ringkasan komentar tentang kondisi ekonomi, akan dirilis pukul 19.00 GMT.
Palladium mencapai rekor tertinggi USD2.204,29 per ounce di awal sesi karena kekhawatiran defisit pasokan, dan saat ini diperdagangkan flat di posisi USD2.194,70 per ounce.
"Fundamental yang mendasarinya dengan keseimbangan pasokan dan permintaan yang ketat adalah faktor kunci yang terus mendukung harga," kata Patterson.
Perak naik 0,2% menjadi USD17,81 per ounce, sementara platinum meningkat 0,5% menjadi USD988,50 per ounce. (ef)

Sumber : Admin