Pasokan Libya Siap Masuki Pasar, Harga Minyak Dunia Merosot Lagi
Wednesday, July 01, 2020       04:23 WIB

Ipotnews - Harga minyak merosot, Selasa, di tengah meningkatnya kasus Covid-19 dan kemungkinan kembalinya produksi minyak Libya, yang melambat sejak awal tahun ini.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman September yang lebih aktif, patokan internasional, turun 0,3% menjadi USD41,70 per barel, memotong kenaikan 92 sen pada penutupan Senin, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (30/6) atau Rabu (1/7) pagi WIB. Kontrak Agustus, yang berakhir Selasa, turun 51 sen, atau 1,2%, menjadi USD41,20 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup melorot 1,08%, atau 43 sen, menjadi USD39,27 per barel.
Kasus virus korona terus meningkat di negara bagian Amerika sebelah selatan dan barat daya. Negara bagian di timur laut seperti New York dan New Jersey menggandakan jumlah negara bagian dalam daftar karantina. Sehingga wisatawan atau pendatang asal negara bagian yang masuk daftar hitam itu harus menghadapi pembatasan karantina.
Permintaan bahan bakar pulih kembali dari beberapa pekan terburuk wabah tersebut pada April dan awal Mei, tetapi ada risiko bahwa rebound itu terputus oleh kebangkitan kasus virus korona.
Investor akan mencermati tanda-tanda pemulihan permintaan dalam data persediaan mingguan yang akan dirilis kelompok industri American Petroleum Institute, Selasa, dan dari pemerintah Amerika, sehari berselang.
Libya sedang mencoba untuk melanjutkan ekspor, yang hampir seluruhnya diblokir sejak Januari di tengah perang saudara di negara itu. BUMN minyak Libya berharap perundingan akan mengakhiri blokade oleh pasukan yang berbasis di sebelah timur dalam perang saudara di negara itu.
"Jika kita akhirnya melihat output Libya kembali membanjiri pasar, ini akan membuat pekerjaan OPEC + sedikit lebih sulit," kata ING.
Jajak pendapat  Reuters  terhadap sejumlah analis memperlihatkan harga minyak diperkirakan terkonsolidasi pada kisaran USD40 per barel tahun ini, dengan pemulihan yang meningkat pada kuartal keempat. (ef)

Sumber : Admin