RALS Catatkan Pelemahan Hasil Kuartal I-2020 ... Masih Ada Harapan
Friday, June 05, 2020       10:58 WIB

Ipotnews - Laporan kinerja PT Ramayana Lestari Tbk., () kuartal I-2020 (1Q20) mencatatkan kerugian inti sebesar Rp12milyar, jauh menurun dibanding laba inti 1Q19 sebesar Rp65 miliar. Kerugian itu disebabkan oleh penurunan penjualan yang mencapai 12% (yoy).
Dengan memperhatikan perkembangan tersebut, Tim Riset Indo Premier memperkirakan kenaikan pertumbuhan rata-rata penjualan di tiap gerai ( same store sales growth  - SSSG ) sepanjang tahun 2020 ini (FY20F) akan turun 30%, dengan marjin laba kotor (GPM) 83 bps (yoy). Tim Riset mengestimasikan, hal tersebut akan diterjemahkan ke dalam penurunan laba per saham FY20F sebesar 63%.
"Kami memotong estimasi EPS inti FY20/21F masing-masing sebesar 38% dan 5%. Maintain Hold karena daya beli kelas bawah mungkin tetap lemah," tulis analis Tim Riset Indo Premier, Kevie Aditya dan Elbert Setiadharma, dalam kesimpulan kajiannya, Kamis (4/6).
Mereka menilai hasil 1Q20 terbilang lemah tapi sebagian besar masih bisa diharapkan. melaporkan laba bersih sebesar Rp13milyar di 1Q20, termasuk keuntungan forex Rp31milyar. Namun, di luar itu, " mencatatkan rugi bersih inti sebesar Rp12miliar, di bawah perkiraan kami dan konsensus (vs. rata-rata 3 tahun sebesar 3% dari FY)," imbuh Kevie dan Elbert.
Mereka mencatat, penjualan kotor 1Q20 turun 12,1% (yoy) menjadi Rp1.357miliar karena penjualan fesien/supermarket masing-masing turun 12 dan 13%. "Produk pembelian langsung (DP) dan penjualan konsinyasi turun 12% (yoy). GPM 1Q20 turun 121 bps (yoy), terutama karena GPM produk DP menyusut, sementara GPM konsinyasi mendatar," ungkap Kevie dan Elbert.
Karena penurunan tersebut, Tim Riset memperkirakan SSSG FY20F turun 30%, dengan dukungan penjualan yang sangat lemah pada liburan Idul Fitri lalu. menutup sekitar 40% toko-tokonya di bulan April dan 15% di bulan Mei, sementara lalu lintasnya di toko-toko yang dibuka juga cenderung turun secara signifikan.
"Kami memperkirakan penurunan sekitar 50% dari normal. Kami sekarang memperkirakan akan membukukan penurunan SSSG sekitar 60% di 2Q19 (dari sebelumnya -40%), yang akan diterjemahkan ke SSSG FY20F -30% (dari sebelumnya -23%)," ungkap Tim Riset.
Dengan risiko penumpukan inventaris karena liburan Idul Fitri yang lemah, Tim Riset mengekspektasikan akan menawarkan lebih banyak diskon untuk mendorong penjualan. Kondisi tersebut akan diterjemahkan ke kontraksi margin kotor sebesar 83bps (yoy) menjadi 28,3% ( dari sebelumnya -40bps, yoy).
"Meskipun demikian, kami mengharapkan adanya efisiensi opex untuk membantu mempertahankan margin ," sebut Tim Riset. Contohnya; dilaporkan telah memecat 421 karyawan karena Covid-19, sementara sekitar setengah dari karyawan yang tersisa menerima pemotongan gaji.
"Seiring dengan adanya pemotongan pajak perusahaan, kami sekarang memperkirakan laba inti FY20F menurun sebesar 63% (yoy) menjadi Rp240 miliar (sebelumnya -40%, yoy). Laba inti FY20F kami sekarang adalah 32% di bawah perkiraan konsensus," Tim Riset menambahkan.
Dengan mempertimbangkan beberapa kondisi tersebut di atas, Tim riset mempertahankan rekomendasi Hold dengan target harga (TP) Rp550 (dipatok 6,8X P/E 20/21F, -2 s.d dibawah rata-rata 5 tahun). Meskipun Tim Riset memangkas estimasi EPS inti FY20F sebesar 38%, namun mereka hanya memotong perkiraan FY21F sebesar 5%.
Menurut Tim Riset, meskipun toko-toko akan segera dibuka kembali, daya beli segmen menengah-bawah mungkin tetap lemah pada 2H20 (diperkirakan masing-masing sekitar -10% dan -5% SSSG di 3Q dan 4Q20), dan mungkin ke 2021F. "Kendati liburan Idul Fitri tahun 2021 memungkinkan SSSG untuk rebound 40% di FY21F, kami ekspektasikan penjualan dan pendapatan masih di -2% atau -10% di bawah level 2019." (Tim Riset Indo Premier)

Sumber : Admin