Reli Berlanjut, Bursa Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
Friday, February 07, 2020       04:34 WIB

Ipotnews - Pasar saham Wall Street naik ke level tertinggi sepanjang masa, Kamis, setelah China mengumumkan akan memangkas tarif pada banyak produk Amerika. Laporan keuangan emiten yang kuat dan data ekonomi yang solid juga memberikan dorongan bagi indeks utama.
Dow Jones Industrial Average ditutup 88,92 poin lebih tinggi, atau 0,3%, menjadi 29.379,77, demikian laporan   CNBC  , di New York, Kamis (6/2) atau Jumat (7/2) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 menguat 0,33% atau 11,09 poin menjadi 3.345,78, sedangkan Nasdaq Composite Index meningkat 0,67% atau 63,47 poin menjadi 9.572,15.
Saham Boeing memimpin Dow lebih tinggi dengan kenaikan 3,6%. Microsoft berkontribusi pada kenaikan tersebut, melesat lebih dari 2%. Jasa komunikasi dan teknologi adalah sektor dengan kinerja terbaik di S&P 500, masing-masing meningkat lebih dari 0,8%.
China mengumumkan akan mengurangi separuh tarif impor AS senilai sekitar USD75 miliar. Kementerian Keuangan China mengatakan pemotongan tarif itu dilakukan bersamaan dengan keputusan Amerika bulan lalu untuk mengurangi separuh tarif produk-produk China senilai USD120 miliar. Tarif pada beberapa barang AS akan dipotong dari 10% menjadi 5%, dan dari 5% menjadi 2,5% pada yang lainnya, yang mulai berlaku pada 14 Februari.
Keputusan itu dibuat sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan "fase pertama" yang lebih luas antara China dan AS. Kesepakatan itu membuat perang dagang AS-China, yang membebani prospek pertumbuhan global, sedikit mereda. Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan perjanjian fase kedua akan tercapai di kemudian hari.
Pemotongan itu juga terjadi setelah jumlah korban virus korona di China naik menjadi 563 orang, dengan total 28.018 kasus dikonfirmasi ketika pabrikan obat berlomba untuk menemukan vaksinnya.
Saham turun tajam pekan lalu di tengah kekhawatiran virus yang menyebar cepat itu akan mengganggu pertumbuhan ekonomi global. Namun, indeks saham utama AS melonjak minggu ini untuk memulihkan kerugian tersebut.
"Kebangkitan dari posisi terendah Jumat lalu terjadi dengan cepat, menunjukkan kepada kita bahwa aksi beli saat harga murah masih cukup kuat," kata Frank Cappelleri, Direktur Eksekutif Instinet.
Dow dan Nasdaq keduanya melejit setidaknya 4% minggu ini, sementara S&P 500 menguat 3,8%, pada laju untuk kenaikan mingguan terbesar sejak Juni. Indeks utama itu semua anjlok setidaknya 1,8% pekan lalu.
Musim laporan keuangan perusahaan berlanjut dengan Twitter dan Bristol-Myers Squibb merilis angka kuartalan mereka. Saham Twitter melonjak lebih dari 15% pada hasil kinerjanya, sementara Bristol diperdagangkan lebih tinggi 2,3%.
Lebih dari 60% perusahaan S&P 500 melaporkan laba sejauh ini, dengan 71% di antaranya mengalahkan ekspektasi analis, menurut FactSet. Tingkat pertumbuhan laba secara keseluruhan lebih rendah, tetapi lebih baik daripada kontraksi 4% yang diperkirakan sebelumnya.
Di sisi data, klaim pengangguran mingguan turun ke level terendah sembilan bulan pekan lalu, mencapai 202.000. Data itu mengikuti angka penggajian swasta ADP dan Moody's Analytics yang lebih baik ketimbang prediksi.
Data positif tersebut, dikombinasikan dengan meredanya kekhawatiran atas virus korona dan kinerja emiten yang kuat, mendorong pasar kembali ke ekuitas dengan mengorbankan US Treasury. Imbal hasil US Treasury 10-tahun diperdagangkan sekitar 1,65% pada sesi Kamis setelah turun ke level terendah 1,5% minggu lalu.
Selanjutnya, Pemerintah Amerika dijadwalkan untuk merilis laporan ketenagakerjaan bulanannya Jumat pagi waktu setempat. (ef)

Sumber : Admin