Seberapa Kuat Niat Anda untuk Membangun Kekayaan?
Thursday, June 30, 2022       16:37 WIB

Membangun kekayaan adalah tujuan dari setiap pembuatan perencanaan keuangan. Dalam perencanaan pensiun misalnya, kekayaan yang terbentuk dipergunakan untuk melunasi utang-utang sehingga kita dapat mencapai kebebasan finansial sebelum pensiun.
Semua orang pasti mempunyai niat untuk menjadi kaya. Tetapi sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai seberapa kuat niat seseorang untuk membangun kekayaan, perlu dijelaskan terlebih lebih dahulu bahwa menjadi kaya yang dimaksud di sini adalah mencapai kebebasan finansial dan aktualisasi diri.
Menjadi kaya di sini bukan untuk memiliki lebih uang banyak, rumah lebih besar, atau mobil mewah  limited edition  untuk tampil berbeda. Jujur saja, kita hanya butuh makan secukupnya (atau beresiko menjadi terlalu gemuk), satu tempat tidur untuk merebahkan diri, dan satu pasang sepatu untuk berjalan.
Kompetisi dalam masyarakat seakan-akan mengajarkan kita untuk mencari kekayaan dalam arti uang yang lebih banyak, rumah yang lebih besar, dan mobil yang lebih mewah. Sesungguh keliru untuk mengaitkan kekayaan dengan kebahagiaan. Orang kaya belum tentu berbahagia, tetapi orang yang berbahagia sudah pasti kaya, karena orang yang berbahagia merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimilikinya.
Hampir semua orang berniat untuk menjadi kaya. Dengan kekayaan yang dia punya, dia dapat mewujudkan banyak hal yang sebelumnya masih berupa impian. Lalu, seberapa kuatkah niat seseorang untuk menjadi kaya?
Niat menjadi kaya adalah langkah pertama untuk mencapai kebebasan finansial dan mencapai aktualsisasi diri. Tetapi, niat saja tanpa diikuti dengan tindakan nyata hanya merupakan rencana yang tidak disertai dengan aksi nyata ( no action talks only ).
Ada berapa banyak orang yang merasa bahwa dia harus mulai menabung uang pensiun untuk hari tuanya, tetapi berakhir tanpa menabung apapun?
Sama halnya dengan anak burung yang pertama kali belajar untuk terbang, penting bagi anak burung itu untuk memiliki niat untuk terbang keluar dari sarangnya. Tetapi niat untuk terbang saja, tanpa diikuti dengan loncatan ke udara bebas dan terbang keluar dari sarang, berarti burung itu belum mau melepaskan diri dari kenyamanan sarangnya di atas pohon.
Jadi jelas di sini, bahwa niat untuk terbang harus diikuti dengan tindakan nyata berupa loncatan keluar dari sarang dan terbang ke alam bebas.
Demikian pula halnya, banyak orang yang mengaku paham tentang pentingnya menabung untuk dana pensiunnya. Tapi kenyataannya masih sedikit sekali orang yang telah benar-benar menyimpan sebagian penghasilannya untuk dana pensiun.
Keberhasilan seseorang untuk menabung dana pensiun tidak ditentukan oleh berapa detil perencanaan pensiun ( plan ) yang sudah dibuatnya. Keberhasilan perencanaan pensiun seseorang ditentukan oleh banyaknya dana yang telah berhasil dikumpulkan ( action/ result ) sebelum dia pensiun. Jembatan yang menghubungkan antara niat atau rencana ( plan ) dan tindakan nyata ( action ) ini ialah komitmen untuk sukses.
Untuk mengukur seberapa kuat niat seseorang untuk mengumpulkan kekayaan, kita dapat mengukurnya dari hasil yang telah dicapai orang itu selama ini. Misalnya:
1. Kalau seseorang memilih tinggal di rumah besar dan mewah dan naik mobil mewah mengkilap, yang semuanya dibeli dengan utang bank, hal itu merupakan tanda bahwa dia lebih berkomitmen terhadap gaya hidup mewahnya dibanding komitmennya untuk melunasi utang-utangnya (kebebasan finansial) .
2. Kalau seseorang memilih tetap pada pekerjaannya yang membosankan, walaupun ada dorongan kuat untuk menjadi wiraswata, maka dapat dikatakan bahwa dia masih lebih memilih perasaan aman dengan penghasilan tetap setiap bulan. Dia lebih memilih kenyamanan dari pekerjaan rutin daripada tantangan untuk menjadi wiraswasta yang membutuhkan komitmen kuat untuk sukses.
3. Jika seseorang memilih untuk hanya membaca buku-buku atau mengikuti seminar-seminar tentang bagaimana menciptakan kekayaan, tetapi portofolio investasinya tidak mencerminkan apa yang telah dibacanya untuk menciptakan kekayaan, berarti orang itu hanya tertarik untuk membaca kisah sukses orang lain dalam menciptakan kekayaan. Bukan komitmen untuk menciptakan kekayaan itu bagi dirinya sendiri.
4. Jika seseorang menunda-nunda untuk menabung, mengajukan banyak alasan untuk mulai menabung, dan menjadi frustasi karena dia tahu bahwa ia seharusnya sudah menabung, berinvestasi untuk masa depannya, dan belajar lebih banyak tentang cara-cara membentuk kekayaan, tetapi tidak melakukan apa-apa untuk terus maju, maka sebenarnya orang itu baru sebatas mempunyai rencana saja. Orang itu belum berkomitmen untuk menjadi kaya, dan hasil yang telah dicapainya membuktikan hal itu.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS