Sejumlah Mata Uang Asia Ambruk Menghadapi Keperkasaan Dolar AS
Saturday, May 23, 2020       08:28 WIB

Ipotnews - Mata uang dolar Amerika Serikat (USD) terpantau menguat terhadap sejumlah mata uang Asia. Penguatan tersebut ditopang oleh sikap investor yang mengambil opsi safe haven di tengah ketegangan hubungan antara China dan AS yang kembali meningkat. Juga dipengaruhi pemberlakuan undang-undang keamanan baru di Hong Kong.
Dikutip dari Reuters, China pada hari Jumat kemarim resmi mengumumkan rencananya untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong sehingga dapat meningkatkan potensi terjadinya kerusuhan. Hal ini membuat mata uang China dan Hongkong tertekan terhadap dolar AS.
Dari Indeks RTI tercatat mata uang China Yuan melemah terhadap dolar sebesar 0,33 persen atau 0,02 poin ke level 7,1480, Yen Jepang melemah 0,01 persen atau 0,01 poin menjadi 107.61. Kemudian terhadap dolar Singapura, USD menguat 1,49 persen atau 0,007 poin menjadi 1.4244.
Sementara itu terhadap rupiah, dolar AS juga menguat 0,25 persen atau 36 poin menjadi Rp14.700. Terhadap Euro dolar AS juga terapresiasi 0,41 persen menjadi 1,0901 dan terhadap mata uang Hongkong, dolar AS stabil di level 1.892.
Penurunan harga minyak pada Jumat kemarin di tengah meningkatnya ketegangan AS-Cina dan keraguan tentang laju pemulihan permintaan akibat adanya krisis juga membuat mata uang negara-negara penghasil minyak drop.
Seperti yang terjadi pada dolar Kanada yang melemah sekitar 0,2 persen terhadap dolar AS karena harga minyak turun dan data Kanada menunjukkan rekor penurunan dalam penjualan ritel.
"Pembelian dolar sebagai aset safe-haven menjadi tak terelakkan karena adanya serangkaian isu-isu tersebut" kata Ronald Simpson, Direktur Pelaksana, Analisis Mata Uang Global di Action Economics.
(Marjudin)

Sumber : admin