Sektor Ritel Kuartal III: Kurang Bergairah Tapi Sesuai Ekspektasi
Monday, October 21, 2019       16:38 WIB

Ipotnews - Melemahnya daya beli berdampak pada kinerja keuangan para emiten sektor ritel. Kajian Tim Riset Indo Premier terhadap kinerja kuartal ketiga 2019 (3Q19) sejumlah emiten ritel memperlihatkan bahwa margin yang lebih baik mampu menyelamatkan kinerja keuangan emiten.
Mereka mengekspektasikan, secara keseluruhan, pertumbuhan penjualan di jaringan toko peritel yang sama ( SSSG ) hingga September 2019 (9M19) akan tetap mendatar dibanding kuartal sebelumnya ( dan ), atau sedikit menurun (, ). Kondisi tersebut, "Mengikuti lemahnya daya beli, terutama di kalangan konsumen yang kurang mampu," tulis analis Tim Riset Indo Premier, Kevie Aditya dalam laporannya Senin, 21/10.
Analisis data dan  merchandising  yang lebih baik akan tetap meningkatkan profitabilitas dan dengan mengabaikan SSSG . Sementara itu, Kevie menilai strategi diskon akan terus mengikis marjin laba kotor (GPM) .
"Kabar baiknya adalah, SSSG yang lemah tampaknya sudah diperhitungkan karena valuasi sektor ini mengalami penurunan sebesar 3,1% pada kuartal terakhir. Meskipun demikian, , , dan diperkirakan akan membukukan hasil yang sesuai dan akan menjadi satu-satunya yang melebihi perkiraan."
Ace Hardware Indonesia (): Normalisasi SSSG bersamaan dengan menurunnya marjin -  in line 
Meskipun normalisasi SSSG yang mencapai 5-6% di FY19F tampaknya telah diekspektasikan, namun kondisi tersebut menjelaskan tentang penurunan GPM. Menurut Kevie, sejalan dengan strateginya untuk menawarkan produk yang lebih terjangkau dan pengalihan Boom Sale dari Oktober 2018 ke September, diperkirakan akan terjadi penurunan GPM 3Q19 sebesar 170 basis poin (turun 20 bps dibanding kuartal sebelumnya) menjadi 44,8%.
Namun demikian, pasar tampaknya telah memasukkannya dalam perhitungan normalisasi pertumbuhan laba. "Kami mengekspektasikan laba inti ( core earning ) di 9M19 akan mencapai 68% dari laba inti FY19F yang relatif sejalan dengan konsensus dan perkiraan kami (vs rata-rata 3 tahun mencapai 67%).
Matahari Departemen Store (): SSSG yang sedikit positif merupakan hasil yang cukup baik in line 
Laba FY19F (turun 10,8% yoy), yang diestimasikan Kevie sejalan dengan konsensus, menunjukkan bahwa pasar sudah berhati-hati terhadap kinerja emiten. "Model yang kami buat telah mengasumsikan 1,0% SSSG di FY19F, dengan syarat membukukan 1.5% SSSG di 2H19F, atau stabil dari 2Q19. Meskipun fundamentalnya masih berat, namun harga saham telah naik 40% pada sebulan terakhir."
Mitra Adi Perkasa () : Meningkat didukung peningkatan margin  - above 
Kevie mengekspektasikan SSSG tetap datar di 3% di 9M19, mirip dengan 6M19, dimana tetap sebagai pendorong pertumbuhan tertinggi dengan pertumbuhan SSSG 8%. "Ini akan memberi lebih banyak ruang bagi untuk diisi pada 4Q19, demi memenuhi target SSSG 4-5% FY19F - yang menurut pandangan kami kemungkinan akan memenuhi ujung terbawah."
Namun demikian, ekspansi margin yang solid di seluruh unit bisnisnya dan adanya  lag  pada konsensus seharusnya memungkinkan performa tetap berada di atas ekspektasi. "Kami memperkirakan laba FY19F 19% di atas konsensus."
Ramayana Lestari Sentosa (): SSSG kurang menggembirakan tapi margin tetap solid in line 
Meskipun Kevie memperkirakan SSSG 9M19 akan melemah 1%, diperkirakan akan dapat mempertahankan GPM 9M19 sebesar 30,0%, setara dengan tahun lalu. Karena akan dapat mengelola belanja operasionalnya (opex) secara lebih luas dibandingkan tahun lalu, diekspektasikan akan mencatatkan laba inti Rp27 miliar pada 3Q19F, sedikit tapi masih pantas. "Namun, konsensus tampaknya telah secara luars memperhitungkan perbaikan ini, sedangkan kami memproyeksikan hasil 3Q19 akan sejalan dengan estimasi kami dan konsensus, sebesar 87% dan 91%, pada laba inti FY19F (vs rata-rata 3 tahun 90%).

Sumber : Admin