Siasat Pemerintah Atasi Harga Dan Lonjakan Impor Gas
Tuesday, February 12, 2019       13:21 WIB

Ipotnews - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ), Archandra Tahar meminta masyarakat mulai beralih menggunakan gas bumi (jaringan gas / jargas) untuk kebutuhan sehari - hari. Hal itu diperlukan lantaran harga gas LPG yang mahal.
Selain harga jargas jauh lebih murah dibanding LPG, penggunaan jargas juga dinilai dapat membantu pemerintah dalam menekan impor migas. Meski neraca perdagangan sepanjang 2018 untuk gas surplus, namun porsi impor gas masih tetap tinggi.
"Selain impor (LPG), juga harganya lebih mahal. Satu contoh, untuk sekian ribu rumah harga yang kita dapatkan kalau 1 MMSCFD, bisa mengaliri 35-40 ribu rumah. Kalau 1 MMSCFD itu, kalau 1 MMTBU itu sekitar USD7-8 dikonversikan menjadi 1 MMSCFD sekitar USD6.000 per MMSCFD. Itu bisa untuk 34 sampai 40 ribu rumah," ujar Archandra di Jakarta, Selasa (12/2).
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gas tahun 2018 mencapai USD3,06 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan impor gas pada tahun 2017 yang mencapai USD2,72 miliar. Menurut Archandra, konsumsi LPG pertahun mencapai 6,9 juta ton. Dari total kebutuhan itu sekitar 4,7 ton merupakan hasil dari impor.
"Sekarang kita bisa 4,5-4,7 juta ton per tahun. Kebutuhan kita 6 juta sekian maka tergantung berapa banyak yang bisa kita lakukan pembangunan jargasnya," ulasnya.
(Marjudin)

Sumber : admin