Tergelincir Lagi, Dolar di Jalur Penurunan Mingguan Terbesar Tiga Bulan
Friday, March 15, 2019       16:10 WIB

Ipotnews - Dolar AS tergelincir terhadap pesaingnya, Jumat, dan berada di jalur untuk penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari tiga bulan sebelum pertemuan The Fed pekan depan, di mana para pembuat kebijakan akan memberikan lebih banyak sinyal pada prospek suku bunga.
Kendati diprediksi tidak ada perubahan dalam kebijakan suku bunga pekan depan setelah Federal Reserve menghentikan siklus kenaikan suku bunga multi-tahun pada Januari, para pejabat mungkin mengungkap pandangan yang lebih berhati-hati pada prospek ekonomi global setelah minggu yang bergejolak di pasar mata uang.
"Kita bergerak menuju akhir dari minggu yang sangat melelahkan di pasar mata uang dengan berita Brexit, dan investor menunggu untuk mendapatkan wawasan lebih banyak dari The Fed," kata Esther Maria Reichelt, analis Commerzbank, seperti diberitakan  Reuters , di London, Jumat (15/3).
Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, turun 0,2 persen menjadi 96,61 di sesi awal perdagangan London. Pekan ini, indeks tersebut berada di jalur untuk melemah 0,7 persen, penurunan terbesar sejak awal Desember.
Mata uang antipodean yang dipimpin dolar Australia dan dolar Selandia Baru mencetak kenaikan terbesar terhadap  greenback  setelah Beijing mengatakan dapat menggunakan  reserve requirements  (giro wajib minimum) dan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan.
Prospek kedua mata uang tersebut sangat berkorelasi dengan  outlook  ekonomi China.
Yen tetap perkasa setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter stabil, tetapi menahan optimismenya bahwa ekspor dan  output  pabrik yang kuat akan mendukung pertumbuhan, memberikan dorongan pada status  safe-haven  yen.
Di tempat lain, pound berhenti sejenak tetapi tetap berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar dalam tujuh pekan di tengah meningkatnya ekspektasi Inggris tidak akan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan pada 29 Maret.
Sterling terakhir diperdagangkan pada posisi USD1,3217, di bawah level tertinggi sembilan bulan, yakni USD1,3380, yang dicapai pada sesi Rabu. Tetapi pound melonjak 1,8 persen sepanjang pekan ini, kenaikan terbesar sejak akhir Januari, setelah parlemen Inggris memilih untuk mencari penundaan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, menyusul keputusan untuk menghindari Brexit tanpa kesepakatan.
Mata uang China juga tetap menguat terhadap dolar di level 6,71 yuan per dolar. (ef)

Sumber : Admin