The Fed Berjanji Pertahankan Suku Bunga Tetap Rendah, Dow Naik Tipis
Thursday, September 17, 2020       04:45 WIB

Ipotnews - Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan tipis, Rabu, setelah The Fed mengindikasikan akan mempertahankan suku bunga tetap rendah untuk beberapa tahun ke depan. Namun, S&P 500 tertekan karena saham raksasa teknologi berguguran.
Indeks 30 saham unggulan Dow menguat 36,78 poin atau 0,1%, menjadi 28.032,38, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Rabu (16/9) atau Kamis (17/9) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 turun 0,46% atau 15,71 poin menjadi 3.385,49, sedangkan Nasdaq Composite Index merosot 1,25% atau 139,85 poin menjadi 11.050,47.
Baik Dow dan S&P 500 mencapai level tertinggi sesi mereka setelah pengumuman Federal Reserve dirilis, tetapi dengan cepat mengembalikan keuntungan tersebut.
Saham Apple anjlok hampir 3%. Facebook mengakhiri hari dengan turun 3,3% dan Amazon menyusut 2,5%. Netflix juga jatuh lebih dari 2%. Alphabet dan Microsoft masing-masing ditutup melemah lebih dari 1%. Kenaikan 1,4% Goldman Sachs membantu Dow ditutup positif untuk sesi tersebut.
Anggota komite penyusun kebijakan The Fed mengindikasikan suku bunga  overnight  bisa tetap mendekati nol hingga 2023 untuk mencapai sasaran inflasi 2%.
"Dengan inflasi yang terus bergerak di bawah sasaran jangka panjang ini, Komite akan berupaya mencapai inflasi secara moderat di atas 2% untuk beberapa waktu sehingga inflasi rata-rata 2% dari waktu ke waktu," kata Komite Pasar Terbuka Federal dalam sebuah pernyataan.
"Bagaimana sebenarnya 'penargetan inflasi rata-rata' diterapkan selama beberapa tahun ke depan masih harus dicermati, tetapi pernyataan petang ini memperjelas bahwa FOMC tidak percaya bahwa pengetatan yang signifikan dapat dipertimbangkan setidaknya selama 24-30 bulan ke depan, yang menjadi perhatian pasar keuangan adalah 'selamanya'," kata Michael Shaoul, Chairman dan CEO Marketfield Asset Management.
Chairman The Fed, Jerome Powell, mengulangi pendekatan bank sentral itu, mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers bahwa kebijakan moneter yang longgar akan tetap berlaku "sampai beberapa target, termasuk lapangan kerja maksimal, tercapai".
Dia menambahkan: "Berkenaan dengan suku bunga, sekarang kami mengindikasikan bahwa kami memperkirakan sangat tepat untuk mempertahankan kisaran target nol hingga 0,25% saat ini untuk suku bunga federal sampai kondisi pasar tenaga kerja mencapai tingkat yang konsisten dengan penilaian komite tentang lapangan kerja maksimum dan inflasi meningkat hingga 2%, serta berada di jalur yang moderat melebihi 2% untuk beberapa waktu."
Powell juga mengatakan bidang ekonomi tertentu akan terus berjuang tanpa bantuan fiskal lebih lanjut. Komentar itu muncul setelah Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows, mengatakan optimistis Partai Demokrat dan Republik akan mencapai kesepakatan stimulus virus korona. Presiden Donald Trump juga mengisyaratkan dalam sebuah cuitan bahwa dia akan mendukung paket yang lebih besar.
Partai Republik dan Demokrat berupaya mencapai kesepakatan tentang stimulus lebih lanjut, mengurangi harapan kesepakatan yang dicapai sebelum pemilihan presiden AS pada November.
"Mereka melakukan ini untuk jangka panjang," kata Tom Hainlin, analis Ascent Private Capital Management. "Mereka melihat data pengangguran dan mereka tahu apa yang dapat mereka lakukan, tetapi mereka tidak dapat menambah kebijakan fiskal."
Dalam berita korporasi, salah satu IPO terpanas tahun ini dibuka untuk perdagangan Rabu. Perusahaan perangkat lunak penyimpanan data, Snowflake, melonjak lebih dari 100% dalam debut pasar publiknya. IPO tersebut dihargai USD120 per saham.
Saham FedEx melambung 5,8 persen setelah melaporkan laba kuartal pertama lebih baik dari perkiraan, menyusul lonjakan pendapatan 13 persen menjadi USD19,3 miliar dalam sebuah laporan yang mencerminkan permintaan yang kuat selama pandemi. (ef)

Sumber : Admin