Wall Street Berakhir Variatif, S&P 500 Kembali Cetak Rekor Tertinggi
Friday, November 15, 2019       04:47 WIB

Ipotnews - S&P 500 bergerak lebih tinggi, Kamis, menuju rekor penutupan, tetapi masih adanya kekhawatiran tentang hubungan perdagangan AS-China serta kejatuhan saham Cisco Systems dan Walmart membebani sentimen di bursa Wall Street.
Indeks berbasis luas itu menguat hanya 0,08% atau 2,59 poin menjadi 3.096,63, menandai level tertinggi keenam sejak awal November, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Kamis (14/11) atau Jumat (15/11) pagi WIB.
Sementara, Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 1,63 poin atau 0,01% menjadi 27.781,96 sedangkan Nasdaq Composite Index turun 0,04% atau 3,08 poin menjadi 8.479,02.
Saham Cisco Systems anjlok 7,3% karena panduan yang mengecewakan, sementara Walmart turun 0,3% setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa.
"Peningkatan ini didorong oleh nada yang lebih sejuk di sekitar perdagangan," kata Keith Buchanan, Manajer Portofolio GLOBALT. "Aliran berita selama sepekan terakhir telah berubah sedikit lebih normal. Kami memandang itu sebagai hal yang positif," katanya.
Perundingan antara AS-China diperkirakan menemui jalan buntu terkait pembelian produk pertanian. Dilaporkan  The Wall Street Journal,  Rabu, Beijing menolak permintaan Gedung Putih untuk mengekang transfer teknologi serta mekanisme penegakan hukum. China juga dikabarkan waspada dengan komitmen untuk melakukan pembelian pertanian spesifik dari AS.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, tadi malam mengatakan kedua negara mengadakan diskusi "mendalam" tentang kesepakatan fase pertama, tetapi mencatat penarikan kembali beberapa tarif adalah kunci untuk mencapai kesepakatan.
Berita itu muncul setelah Presiden Donald Trump mengatakan awal pekan ini bahwa China dan AS "hampir" mencapai kesepakatan, tetapi tidak memberikan rincian tentang bagaimana perundingan tersebut berlangsung.
Peter Cardillo, analis Spartan Capital Securities, mengatakan pasar membutuhkan berita positif dalam perundingan perdagangan untuk melanjutkan kenaikan. "Kita perlu melihat perkembangan perdagangan yang baru untuk melanjutkan reli," katanya.
Data makro yang dirilis Kamis menunjukkan tanda-tanda ketegangan lebih lanjut dalam ekonomi China, dengan pelambatan tajam dalam belanja konsumen dan produksi pabrik, sementara pertumbuhan investasi mencapai rekor terendah karena perang perdagangan dengan Amerika Serikat mulai memakan korban.
Ekonomi Jerman secara sempit menghindari resesi setelah mencatat pertumbuhan 0,1 persen ( quarter-on-quarter ), mengalahkan perkiraan kontraksi 0,1 persen tetapi mengkonfirmasi perjuangan negara yang bergantung pada perdagangan itu.
Raksasa ritel yang juga merupakan anggota Dow, Walmart, berakhir di zona merah, turun 0,3 persen meski melaporkan laba kuartalan lebih baik dari perkiraan.
Eksekutif Walmart mengatakan mereka mengawasi pembahasan tarif dan berharap penyelesaian segera atas perselisihan tersebut. (ef)

Sumber : Admin