Wall Street Berakhir Variatif, Dow Terseret Kejatuhan Saham Goldman Sachs
Wednesday, January 18, 2023       05:17 WIB

Ipotnews - Dow jatuh lebih dari 1%, Selasa, karena laba yang lemah dari Goldman Sachs menyeret indeks itu ke zona merah, tetapi lonjakan saham Tesla membantu Nasdaq tetap positif ketika musim laporan keuangan perusahaan menjadi fokus utama.
Kenaikan Tesla Inc setelah penjualan ritel Januari pabrikan kendaraan listrik itu melambung di China membantu saham yang berorientasi pada pertumbuhan menambah keuntungan, tetapi saham berkapitalisasi kecil dan  value  merosot karena kekhawatiran akan resesi yang meresahkan investor, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (17/1) atau Rabu (18/1) pagi WIB.
Laporan keuangan dari Goldman Sachs dan Morgan Stanley menunjukkan hasil yang variatif bagi bank kakap Wall Street, banyak di antaranya telah menyiapkan dana cadangan untuk bersiap menghadapi potensi penurunan.
Analis sangat ingin mendengar dari perusahaan Amerika tentang lingkungan permintaan di tengah tanda-tanda tren kenaikan ekonomi, kata Anthony Saglimbene, Chief Market Strategist Ameriprise Financial di Troy, Michigan.
"Perkiraan laba menurun begitu banyak pada awal musim laporan keuangan sehingga ada potensi bagi perusahaan untuk melewati batas yang sangat rendah," kata Saglimbene.
"Jika lingkungan permintaan masih relatif sehat, itu akan melebihi ekspektasi karena menurut saya analis menurunkan laba begitu banyak."
Goldman Sachs Group Inc merosot 6,44% setelah bank itu melaporkan penurunan laba kuartalan yang lebih besar dari perkiraan, dan merupakan hambatan terbesar bagi Wall Street.
Goldman Sachs membukukan penurunan persentase satu hari terbesar sejak setahun lalu pada Januari.
Juga membebani indeks  blue-chip  Dow adalah perusahaan asuransi Travelers Cos Inc, yang melorot 4,60% setelah memperkirakan laba kuartal keempat di bawah ekspektasi.
Tetapi lonjakan Tesla sebesar 7,43% membantu mempertahankan Nasdaq setelah pemotongan harga baru-baru ini yang dilakukan perusahaan itu pada model terlarisnya, menurut data dari China Merchants Bank International.
Tesla adalah pemenang persentase terbesar di indeks S&P 500 dan Nasdaq 100.
Dow Jones Industrial Average ditutup menyusut 391,76 poin atau 1,14% menjadi 33.910,85 dan S&P 500 kehilangan 8,12 poin atau 0,20% menjadi 3.990,97. Sementara Nasdaq Composite Index bertambah 15,96 poin, atau 0,14%, menjadi 11.095,11.
Dow menghentikan kenaikan empat sesi beruntun, sementara Nasdaq membukukan penguatan ketujuh berturut-turut, rekor terpanjang sejak November 2021.
Volume di bursa Wall Street tercatat 11,11 miliar saham berpindah tangan.
Morgan Stanley meroket 5,91% setelah mengalahkan perkiraan analis untuk laba kuartal keempat karena bisnis trading-nya mendapat dorongan dari volatilitas pasar.
Analis memperkirakan laba  year-over-year  dari perusahaan S&P 500 melemah 2,4% untuk kuartal tersebut, menurut data Refinitiv, dibandingkan penurunan 1,6% pada awal tahun.
Data menunjukkan manufaktur negara bagian New York berkontraksi tajam pada Januari karena pesanan turun dan pertumbuhan lapangan kerja melambat, menunjukkan berlanjutnya pelemahan dalam aktivitas pabrik nasional, yang memicu kekhawatiran resesi.
Pasar ekuitas membukukan awal yang kuat untuk tahun ini setelah 2022 yang suram, di tengah harapan meredanya inflasi dan perlambatan terutama di pasar tenaga kerja akan memungkinkan Federal Reserve memangkas ukuran kenaikan suku bunga yang digunakannya untuk memerangi harga yang tinggi.
Pelaku pasar uang saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin dari the Fed pada 1 Februari dan melihat suku bunga memuncak di 4,9% pada Juni dan kemudian turun. The Fed memproyeksikan suku bunga akan lebih dari 5% tahun depan.
Saham perusahaan China yang melantai di Wall Street melempem, dengan JD.Com Inc tergelincir 5,72% dan Baidu Inc tersungkur 6,02% setelah pertumbuhan ekonomi China pada 2022 merosot ke salah satu level terburuknya dalam hampir setengah abad. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru