Wall Street Berakhir Variatif, Nasdaq Catat Penguatan Enam Sesi Beruntun
Tuesday, May 12, 2020       05:29 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street berakhir variatif, Senin, karena pasar mempertimbangkan harapan untuk membuka kembali perekonomian terhadap kekhawatiran atas kasus virus korona dan kerusakan yang ditimbulkan akibat kebijakan lockdown.
Nasdaq Composite menguat untuk sesi keenam berturut-turut karena saham raksasa teknologi melanjutkan mereka. Keperkasaan perusahaan teknologi juga mengangkat S&P 500 ke garis datar dari kerugian pada awal sesi.
Nasdaq Composite Index melonjak 0,78%, atau 71,02 poin, menjadi 9.192,34, menandai kenaikan beruntun terpanjang sejak reli 11 hari pada Desember, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Senin (11/5) atau Selasa (12/5) pagi WIB. Sepanjang tahun ini, Nasdaq melesat sekitar 2,4% dan diperdagangkan hanya 6% di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada Februari.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 naik tipis 0,52 poin atau 0,02% menjadi 2.930,32 setelah jatuh sebanyaknya 0,9% saat memulai sesi. Sedangkan Dow Jones Industrial Average diperdagangkan 109,33 poin lebih rendah, atau 0,45%, menjadi 24.221,99.
Amazon, Apple dan Microsoft semuanya meningkat lebih dari 1%, membukukan kenaikan keenam hari berturut-turut. Netflix melejit 1,4%, sementara induk usaha Google, Alphabet, melesat 1,4%.
"Pandemi Covid-19 memperkuat peran penting yang dimainkan oleh teknologi bagi bisnis dan konsumen, serta memicu ekspektasi bahwa resesi bisa membuat banyak perusahaan dengan pertumbuhan terbesar menjadi lebih dominan," kata Salvatore Ruscitti, analis MRB Partners.
Namun, investor tetap ketar-ketir tentang pembukaan kembali ekonomi yang terlalu cepat, membatasi momentum kenaikan pasar yang lebih luas setelah Korea Selatan memperingatkan kluster kasus baru yang melibatkan klub malam. Singapura dan Jepang juga mengkonfirmasi kasus baru. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan semua negara yang melonggarkan tindakan penguncian mengalami lonjakan kasus virus korona.
Lebih dari 4,1 juta kasus virus korona telah dikonfirmasi secara global, dengan 1,3 juta infeksi tersebut berasal dari AS, menurut data dari Johns Hopkins University.
"Dunia masih berada di jalur menuju pembukaan kembali, sebuah proses yang akan berakselerasi selama beberapa pekan mendatang," kata Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge.
Dia menambahkan, bagaimanapun, S&P 500 masih jenuh beli pada level saat ini bahkan ketika ekspektasi dimulainya kembali aktivitas ekonomi secara bertahap terus meningkat.
S&P 500 reli lebih dari 33% sejak mencapai level  intraday  terendah pada 23 Maret. Lonjakan itu sebagian besar dipimpin saham raksasa teknologiseperti Facebook, Amazon, Apple, Netflix, Alphabet dan Microsoft. Semua saham itu melonjak lebih dari 20% sejak akhir Maret. Pabrikan  chip  Nvidia mencapai rekor tertinggi pada sesi Senin, membawa kenaikan 2020 menjadi lebih dari 37%.
Saham yang akan mendapatkan keuntungan dari pembukaan kembali ekonomi juga naik tajam sejak saat itu. MGM Resorts melambung lebih dari 70% sementara Disney melejit sekitar 27% pada waktu itu.
Tetapi saham tersebut merosot pada sesi Senin. Disney kehilangan 1,2%. MGM anjlok 6,0%. United Airlines jeblok 5,7%. (ef)

Sumber : Admin