Wall Street Jatuh Lagi, S&P 500 Semakin Dekati Teritori Bear Market
Friday, May 20, 2022       04:48 WIB

Ipotnews - S&P 500 jatuh lagi, Kamis, ketika indeks itu bergerak lebih dekat menuju  bear market . Investor terus membuang ekuitas di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga Federal Reserve untuk melawan lonjakan inflasi akan menjerumuskan ekonomi ke jurang resesi.
Indeks pasar berbasis luas itu ditutup turun 0,58% atau 22,89 poin menjadi 3.900,79, setelah jatuh 4% pada sesi Rabu, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Kamis (19/5) atau Jumat (20/5) pagi WIB. Indeks tersebut semakin dekat menuju wilayah  bear market , kini sekitar 19% di bawah rekor yang dicapai pada awal tahun.
Dow Jones Industrial Average melemah 236,94 poin, atau 0,75%, menjadi 31.253,13 -- sehari setelah mengalami penurunan satu hari terbesar sejak 2020, kehilangan 1.164 poin. Sedangkan Nasdaq Composite Index ditutup menyusut 0,26% atau 29,66 poin menjadi 11.388,50 - menyusul kejatuhan 4,7% pada sesi Rabu.
"Poin penting bagi investor adalah untuk bersiap menghadapi volatilitas yang berkepanjangan," kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments. "Kami meyakini volatilitas akan menjadi narasi investor untuk keseimbangan kuartal kedua, dan terus terang, kita tahu, untuk keseimbangan 2022."
S&P 500 dan Nasdaq keduanya anjlok lebih dari 3% sejauh pekan ini, sementara Dow kehilangan 2,9%. Kerugian tersebut sebagian didorong oleh laporan triwulanan dari Target dan Walmart yang menunjukkan kenaikan biaya bahan bakar dan tersendatnya permintaan konsumen memukul laporan keuangan di tengah inflasi terpanas dalam beberapa dekade. Bahkan setelah kejatuhan 24%, Rabu, saham Target bergerak lebih rendah lagi pada sesi Kamis sebesar 5,1%.
"Aksi jual yang tajam di perusahaan-perusahaan itu (serta emiten barang/konsumen lainnya pada kuartal ini) menunjukkan bahwa tekanan inflasi akhirnya berdampak pada laba," ujar Maneesh S Deshpande, analis Barclays.
Cisco adalah perusahaan besar terbaru yang jatuh karena laporan keuangan, dengan raksasa teknologi itu anjlok 13,7%, Kamis. Cisco mengatakan setelah penutupan Rabu bahwa pendapatan kuartalan jauh dari ekspektasi analis dan memperingatkan pendapatan akan mengecewakan pada kuartal saat ini.
Di sisi lain, rebound di beberapa saham teknologi mendorong S&P 500 dan Nasdaq Composite di sejumlah titik selama perdagangan Kamis. Saham Synopsys melambung 10,3% pada perdagangan Kamis setelah perusahaan perangkat lunak itu membukukan laba yang lebih baik. Saham perusahaan  cloud , Datadog, melonjak 9,6%.
Nvidia dan Amazon juga berakhir di zona hijau, Kamis.
Saham Wall Street berada di bawah tekanan sepanjang tahun dengan investor pertama kali beralih dari saham teknologi bervaluasi tinggi dengan sedikit keuntungan. Namun aksi jual menyebar ke lebih banyak sektor ekonomi, termasuk perbankan dan ritel, karena meningkatnya kekhawatiran akan resesi membuat investor ketakutan.
Sejumlah saham penting di S&P 500 mencapai posisi terendah 52-minggu yang baru, Kamis. Saham Target diperdagangkan pada posisi terendah yang tidak terlihat sejak November 2020. Saham Walmart diperdagangkan pada titik terendah sejak Juli 2020. Saham Bank of America dan Charles Schwab jatuh ke level terburuk sejak Februari 2021. Saham Intel merosot ke posisi terendah yang tidak terlihat sejak Oktober 2017.
"Masalahnya sekarang adalah tampaknya tidak ada tempat untuk bersembunyi," tulis Jonathan Krinsky, Chief Market Technician BTIG . Pada sesi Rabu, "mereka datang untuk emiten consumer, tetapi mereka masih menjual saham  growth  yang terpukul. Dengan kata lain, uang berputar menjadi uang tunai, bukan antar sektor yang berbeda."
"Meski tidak akan menjadi garis lurus, [ini] adalah konfirmasi bahwa  selling rallies  di pasar yang  bearish  jauh lebih mudah daripada  buying dips ," kata Krinsky.
Sejumlah analis Wall Street mengeluarkan beberapa proyeksi mengerikan untuk saham jika kenaikan suku bunga Fed mendorong ekonomi ke dalam resesi. PDB pada kuartal pertama turun pada tingkat 1,4% sehingga beberapa perlambatan sudah terlihat.
Deutsche Bank memangkas target resminya untuk S&P 500, tetapi mengatakan resesi akan membawa kerugian jauh lebih besar.
Selama konferensi Wall Street Journal awal pekan ini, Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengulangi komentarnya bahwa "tidak akan ada keraguan" untuk menurunkan inflasi.
Sementara itu, klaim pengangguran mingguan AS naik menjadi 218.000 untuk pekan yang berakhir hingga 14 Mei, ungkap Departemen Tenaga Kerja, Kamis, petunjuk terbaru bahwa pertumbuhan ekonomi sedang melambat. (ef)

Sumber : Admin