Wall Street Stagnan, Pemodal Memonitor Data Penjualan Ritel
Saturday, February 15, 2020       08:12 WIB

Ipotnews - Pasar saham Wall Street bergerak stagnan namun menorehkan kenaikan mingguan pada pekan ini. Para pelaku pasar di bursa Wall Street mencermati data penjualan ritel dan kinerja laba perusahaan.
Indeks Dow Jones Industrial Average ( DJIA ) melemah 0,1 persen atau 25,23 poin ke level 29.398. Indeks S&P 500 menguat 0,2 persen ke posisi 3.380. Indeks Nasdaq naik 0,2 persen ke level 9.731.
Indeks S&P 500 naik 1,6 persen secara mingguan dan Indeks Dow Jones naik 1 persen. Sementara Indeks Nasdaq menguat 2,2 persen secara mingguan.
Pasar saham Wall Street lesu hingga jeda perdagangan. Namun kemudian pulih setelah CNBC memberitakan bahwa pemerintah AS mempertimbangkan insentif pajak bagi orang-orang di AS untuk membeli saham.
Data penjualan ritel periode Desember tidak termasuk penjualan mobil, bensin dan material bangunan serta pangan relatif stagnan. Data penjualan ritel inti tersebut naik 0,2 persen berbeda dengan kenaikan 0,5 persen dibanding periode sebelumnya. Penjualan ritel inti sangat terkait erat dengan komponen belanja konsumen dalam GDP.
Belanja konsumen terhitung lebih dari 2/3 dari aktivitas ekonomi AS. Polling para ekonom yang dilakukan Reuters memperkirakan penjualan ritel inti di AS naik 0,3 persen.
Departemen Perdagangan AS menyatakan penjualan toko pakaian mengalami penurunan terburuk jika dihitung sejak 2009.
"Konsumen mulai mengurangi sedikit belanja," kata Peter cardillo, Analis pada Spartan capital Securities seperti dikutip CNCB . "Jika mencermati utang konsumen, itu sudah naik dan banyak orang telah memaksimalkan kartu kredit mereka. Itu akan menahan pengeluaran terlepas dari kenyataan bahwa harga bensin terlihat murah," tambah Peter.
Rilis data laba beberapa emiten melampaui indikator perekonomian AS seperti yang terlihat pada kinerja Nvidia dan Expedia. Saham Nvidia naik 7 persen setelah kinerja kuartalan mengalahkan estimasi analis. Saham Expedia naik 11 persen terdorong oleh kinerja labanya.
Lebih dari 77 persen emiten dalam Indeks S&P 500 telah merilis kinerja sejauh ini. Sebanyak 72 persen di antaranya mengalahkan perkiraan para analis, demikian menurut data FactSet.
"Kami sekarang memonitor kuartalan yang sangat moderat di kuartal keempat," kata Jon Adams, Analis pada BMO Global Asset Management. "Jika kita melihat pertumbuhan laba yang meningkat, Kami pikir akan terjadi di sepanjang 2020, itu akan menjadi sinyal baik bagi pasar saham AS," ujarnya.
(reuters/cnbc)

Sumber : admin