"Greenback" Terperosok, Logam Mulia Bersinar di Pasar Asia
Tuesday, February 12, 2019       15:21 WIB

Ipotnews - Harga emas menguat di pasar Asia, Selasa siang, karena dolar jatuh dari level tertinggi multi-pekan, dengan  bullion  juga mendapat dorongan dari kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian seputar perundingan perdagangan China-AS.
Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD1.312 per ounce pada pukul 14.38 WIB, setelah menyusut 0,4 persen di sesi sebelumnya, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Selasa (12/2).
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat sebagian besar tidak berubah di posisi USD1.312,70 per ounce.
"Pelemahan dolar AS mendongkrak harga komoditas termasuk emas," kata Margaret Yang, analis CMC Markets, Singapura.
"Penguatan dolar saat ini tidak berkelanjutan dengan latar belakang Federal Reserve yang sangat  dovish . Ada banyak ketidakpastian bagi para  trader  untuk dikhawatirkan pekan ini, termasuk perundingan perdagangan dan perdebatan seputar Brexit, yang seharusnya mendukung harga emas."
Putaran terbaru perundingan perdagangan antara China dan Amerika Serikat dimulai di Beijing, Senin, dengan dua ekonomi terbesar di dunia itu berupaya menuntaskan kesepakatan sebelum batas waktu 1 Maret, setelah itu tarif AS untuk impor China senilai USD200 miliar bakal dinaikkan menjadi 25 persen dari 10 persen.
Ketegangan perdagangan China-AS telah mengguncang pasar keuangan sejak tahun lalu dan juga mendukung daya tarik  safe-haven  dolar.
Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,1 persen menjadi 96,999, setelah menguat 0,4 persen di sesi sebelumnya,persentase kenaikan terbesar sejak 24 Januari.
Harga emas merosot setelah menembus tingkat tertinggi sembilan bulan di posisi USD1.326,30 pada akhir Januari, sebagian besar karena apresiasi dolar.
Dolar yang lebih kuat membuat emas yang dihargakan dalam  greenback  menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Untuk jangka pendek, logam kuning itu diperkirakan bertahan di atas USD1.300, yang dipandang sebagai level support kritis dalam grafik dyang iikuti oleh pedagang teknikal, kata para analis.
"Ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung dan kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi global terus memberikan dukungan di pasar emas," tutur analis ANZ.
Di sisi lain, negosiator kongres AS, Senin, mengatakan telah mencapai kesepakatan tentatif tentang pendanaan keamanan perbatasan yang akan mencegah penutupan sebagian aktivitas pemerintah ( government shutdown ) lainnya, yang dimulai Sabtu, tetapi tidak memberikan rincian.
Investor khawatir tentang dampak ekonomi dari  government shutdown  AS ketika pertumbuhan global sudah melambat.
Di antara logam lainnya, palladium naik 0,4 persen menjadi USD1.391,50 per ounce, sementara perak bertambah 0,5 persen menjadi USD15,79 per ounce. Platinum menguat 0,4 persen menjadi USD786 per ounce. Pada sesi sebelumnya, platinum menyentuh USD784,91 per ounce, level terendah sejak 2 Januari. (ef)

Sumber : Admin