Pelaksanaan Perencanaan Pendapatan Pada Masa Pensiun, berdasarkan definisinya, dimulai pada waktu seorang (karyawan) pensiun. Tetapi, perencanaan untuk itu seharusnya dimulai sebelum karyawan itu pensiun.
Dengan memulai perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ) sebelum karyawan memasuki usia pensiun, karyawan akan memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan (memperbesar) sumber-sumber pendapatan miliknya (aset-aset yang dikumpulkan sebelum pensiun) untuk dipergunakan sebagai sumber pendapatan pada waktu pensiun.
Di bawah ini kami sajikan empat strategi utama dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ) yang dapat kita pergunakan untuk mempersiapkan datangnya masa pensiun kita, dengan keyakinan bahwa pada masa pensiun nanti, kita akan memiliki pendapatan ( income ) yang memadai sesuai dengan rencana yang telah kita susun.
Strategi 1: Tetapkan Sasaran Pendapatan Pada Masa Pensiun
Untuk menetapkan sasaran (goal) pendapatan yang ingin kita miliki pada masa pensiun, kita perlu melakukan empat langkah berikut ini:
(i) Evaluasi kondisi keuangan saat ini
Untuk mengevaluasi kondisi keuangan saat ini, titik awal kita adalah sumber-sumber pendapatan yang sudah ada saat ini dan sumber-sumber pendapatan yang akan ada pada saat pensiun nanti. Sumber pendapatan yang sudah ada saat ini misalnya adalah pendapatan sewa rumah yang saat ini dimasukkan ke dalam dana pensiun. Sedangkan sumber pendapatan yang akan ada pada saat pensiun nanti misalnya adalah uang JHT (Jaminan Hari Tua) yang akan diterima pada saat pensiun nanti.
(ii) Pahami pengeluaran, utang, dan nilai investasi yang ada
Setelah mengetahui kondisi pendapatan yang ada saat ini dan yang akan ada pada saat pensiun nanti, berikutnya kita perlu mengetahui tentang biaya-biaya yang akan terjadi pada saat pensiun nanti, utang-utang yang mungkin masih ada pada saat pensiun, dan investasi-investasi yang kita miliki yang ada saat ini. Sumber-sumber pendapatan harus bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada biaya-biaya yang akan muncul pada waktu pensiun nanti.
Adanya utang pada saat karyawan telah pensiun akan membuat besarnya pengeluaran bertambah. Sebaliknya, adanya investasi (misalnya investasi pada logam mulia) dapat mengurangi pengeluaran yang harus dilakukan pada masa pensiun.
(iii) Tentukan gaya hidup yang diinginkan pada masa pensiun
Dana Pensiun yang Anda simpan - dan diharapkan bahwa Dana Pensiun itu akan tetap ada hingga seumur usia harapan hidup Anda - bergantung bukan saja kepada besarnya simpanan dan bagaimana Anda menginvestasikan Dana Pensiun tersebut, tetapi juga bergantung pada bagaimana Anda berencana untuk membelanjakan Dana Pensiun tersebut pada waktu pensiun nanti ( your life-style in retirement ).
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan meliputi: lokasi di mana Anda memutuskan untuk pensiun, usia Anda pada waktu pensiun, apakah Anda bermaksud untuk banyak melakukan perjalanan ( travelling ) pada waktu pensiun, biaya-biaya perawatan kesehatan pada waktu pensiun, dan apakah Anda bermaksud untuk bekerja paruh waktu pada saat Anda pensiun nanti.
Intinya adalah, Anda harus membayangkan terlebih dahulu kehidupan pensiun yang ideal menurut Anda, dan memahami biaya-biaya yang terlibat sesuai dengan gaya hidup yang Anda inginkan.
(iv) Tentukan sasaran-sasaran pendapatan yang Anda harapkan.
Sasaran-sasaran Pendapatan yang Anda harapkan pada waktu pensiun itu haruslah SMART ( specific, measurable, attainable, realistic, timely ) dengan mempertimbangkan kondisi keuangan Anda saat ini dan berapa banyak yang dapat Anda sisihkan dan investasikan sebelum pensiun.
Strategi 2: Kelola ( Manage ) Biaya-Biaya Pada Masa Pensiunmu
Untuk dapat mengelola biaya-biaya pada masa pensiun, kami mengajukan tiga langkah sebagai berikut:
(i) Ketahuilah pola berbelanja anda
Dengan mengetahui pola berbelanja, Anda akan dapat membedakan antara biaya-biaya tetap ( fixed expenses ) seperti biaya cicilan KPR atau KKB, dan biaya-biaya variable ( variable expenses ) seperti tagihan Listrik dan air, serta ongkos belanja sehari-hari.
Setelah membedakan biaya-biaya tetap dan biaya-biaya variable dalam anggaran belanja, Anda kemudian dapat menentukan biaya-biaya yang dapat Anda control dalam anggaran belanja bulanan Anda dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk penghematan. Uang hasil penghematan ini selanjutnya dapat dimasukkan ke dalam tabungan Dana Pensiun.
(ii) Identifikasi hal lain yang berpotensi untuk dihemat
Setelah mengetahui pola berbelanja Anda, dan melakukan langkah-langkah penghematan seperlunya, langkah berikutnya adalah menandai hal-hal lain yang berpotensi untuk dihemat. Hal yang penting di sini adalah menganalisa utang-utang yang ada. Apakah utang-utang itu benar-benar diperlukan?
Seorang yang akan pensiun seharusnya telah melunasi semua utang-utang jangka panjang dan jangka menengah (KPR dan KKB). Utang yang diperbolehkan untuk pensiunan hanyalah utang jangka pendek seperti utang kartu kredit saja.
(iii) Terapkan strategi manajemen penghematan biaya-biaya
Mengelola biaya-biaya yang terjadi pada masa pensiun berpusat pada menyeimbangkan antara menikmati masa pensiun dan usaha untuk menjaga ketersediaan Tabungan Dana Pensiun. Kalau Anda merasa bahwa Dana Pensiun yang Anda akan peroleh dari JHT (Jaminan Hari Tua) tidak memadai, maka selagi masih ada waktu, Anda perlu membuka rekening Tabungan Dana Pensiun Pribadi ( TDPP ), sehingga Dana Pensiun yang tersedia akan cukup untuk menopang semua kebutuhan Anda pada saat pensiun nanti.
JHT sebagai Dana Pensiun yang diwajibkan oleh pemerintah hanya menyadiakan jumlah minimum yang harus ada. Tetapi, jika Anda bercita-cita untuk relokasi ke Bali pada waktu pensiun nanti, atau bercita-cita untuk membuka usaha daring (on-line) pada waktu pensiun nanti, maka Dana Pensiun yang tersedia dalam JHT tantu tidak akan cukup. Untuk itu, Anda perlu membuka Tabungan Dana Pensiun Pribadi ( TDPP ) supaya masa pensiun dapat benar-benar Anda nikmati.
Strategi 3: Persiapkan Portofolio Investasi Yang Terdiversifikasi
Strategi utama yang ke tiga dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun adalah mempersiapkan portofolio investasi yang terdiversifikasi. Terdiversifikasi di sini maksudnya adalah portofolio investasi itu bukan hanya terdiri dari aset-aset keuangan ( financial assets ) saja, tetapi juga aset-aset riil seperti properti atau emas batangan.
Banyak keuntungan yang dapat diberikan oleh aset keuangan seperti mudah dan murah dipindah-tangankan, mudah dipecah-pecah menjadi aset yang lebih kecil sesuai keinginan kita, harga aset yang dapat diketahui setiap saat, dan pajak-pajak yang jelas. Tetapi masih ada kelemahan aset keuangan yaitu tidak dapat melindungi pemodalnya dari resiko inflasi.
Aset riil, biarpun harganya tidak se-transparan aset keuangan, tetap memberikan keuntungan proteksi terhadap resiko inflasi kepada pemodalnya. Kita tidak dapat begitu saja menjiplak apa yang dilakukan Perencana Keuangan ( financial planner ) di US yang bisa berinvestasi pada aset riil seperti REIT atau komoditas yang telah diubah menjadi instrumen keuangan yang likuid. Pasar modal Indonesia belum semaju US sehingga REIT belum selikuid di US.
Strategi 4: Mengelola Hutang Pada Masa Pensiun
Strategi utama yang ke-empat dalam Perencanaan Pendapatan Pada Masa Pensiun (retirement income planning) adalah bagaimana mengelola utang pada masa pensiun. Berutang ketika Anda sudah pensiun, atau segera akan pensiun, bukanlah sesuatu yang baik. Akan tetapi, kadang-kadang berutang itu tidak dapat dihilangkan begitu saja. Ada dua cara mengelola utang pada masa pensiun yang akan kami jabarkan di sini.
(i) Kelola hutang secara efektif untuk mengurangi biaya bunga
Biaya bunga yang tinggi terjadi karena ada kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada debitur, misalnya kebebasan untuk membayar cicilan utang sesuai dengan kemampuan debitur saat itu, atau kebebasan bagi debitur untuk meminjam uang tanpa menyediakan agunan ( collateral ). Kebebasan bagi debitur tentu saja tidak diberikan oleh kreditur secara cuma-cuma.
Jika Anda memiliki utang yang banyak menyediakan kebebasan semacam itu, tetapi Anda merasa bahwa Anda sanggup untuk membayar sejumlah uang tertentu setiap bulan, atau Anda sanggup untuk menyediakan agunan yang cukup untuk pinjaman tersebut, maka Anda dapat mengganti pinjaman tersebut dengan bentuk pinjaman lain yang berbunga lebih murah.
(ii) Jangan berutang yang berbunga tinggi dan mengambang (high interest and floating rate debt)
Utang yang berbunga tinggi dan mengambang yang paling terkenal adalah utang kartu kredit. Saya tidak mengatakan di sini bahwa semua kartu kredit tidak bermanfaat. Tetapi, jika Anda telah pensiun, atau akan segera pensiun, maka Anda harus menggunakan kartu kredit semata-mata untuk kemudahan bertransaksi saja. Jangan menggunakan kartu kredit untuk berbelanja dengan cara berutang.
Saya sendiri masih menggunakan kartu kredit untuk membayar iuran CFA saya. Dibandingkan dengan menukar Rupiah ke USD lalu melakukan transfer ke rekening CFA Institute, tentu membayar iuran CFA dengan kartu kredit lebih mudah dan juga lebih murah. Tetapi saya selalu membayar semua tagihan kartu kredit saya dengan penuh dan tepat waktu. Jadi, kartu kredit hanya saya pakai untuk kemudahan transaksi saja, buka untuk melakukan pinjaman.
Oleh : Fredy Sumendap, CFA
Sumber : IPS
powered by: IPOTNEWS.COM