Ipotnews - Arus masuk investasi asing ke ekuitas Asia melambat pada Juli lalu, di tengah meningkatnya volatilitas pasar dan penjualan besar-besaran di saham teknologi. Kondisi tersebut semakin diperparah oleh data ekonomi yang lemah dan laba perusahaan yang mengecewakan, sehingga meredam sentimen terhadap aset berisiko.
Kekhawatiran akan masa jabatan kedua Trump juga memicu kekhawatiran bahwa pemerintahannya mungkin mengenakan tarif baru pada ekspor dari kawasan Asia, serupa dengan tindakan yang diambil selama masa jabatan sebelumnya.
Menurut data LSEG , investor asing hanya membeli ekuitas regional senilai USD459 juta pada Juli lalu, turun tajam dari arus masuk sebesar USD7,16 miliar pada bulan sebelumnya.
"Investor global cenderung mengurangi portofolio emerging market mereka selama masa-masa sulit," kata Jason Lui, kepala strategi ekuitas dan derivatif untuk Asia Pasifik di BNP Paribas.
"Tantangan terkini pada saham AI/semikonduktor secara global juga dapat meredam selera risiko pada ekuitas Korea dan Taiwan dalam waktu dekat," imbuhnya seperti dikutip Reuters, Rabu (7/8).
Saham Taiwan, yang sebelumnya didukung oleh reli global yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI), mengalami arus keluar modal terbesar dalam 10 bulan, dengan total USDS 4,74 miliar, di tengah aksi jual saham teknologi global.
Saham Korea Selatan menarik arus masuk asing USD1,2 miliar bulan lalu, tetapi menghadapi arus keluar USD962 juta selama empat hari perdagangan pertama bulan ini. Kekhawatiran atas potensi resesi AS membebani sentimen investor.
"Kekhawatiran tentang pertumbuhan di AS berdampak negatif bagi pasar berorientasi ekspor seperti Jepang, Taiwan, dan Korea; tetapi relatif positif bagi pasar berorientasi domestik seperti India, Indonesia, dan Tiongkok daratan," kata Prerna Garg, ahli strategi ekuitas di HSBC .
Sementara itu, saham India menarik perhatian besar, dengan arus masuk sebesar USD3,87 miliar bulan lalu. "India tetap menjadi kisah kekuatan ekonomi, dengan data PMI yang mencerminkan pertumbuhan berbasis luas di sektor manufaktur dan jasa," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.
Malcolm Dorson, manajer portofolio di Global X ETFs berpendapat, "India tidak hanya mengungguli dalam hal kenaikan, tetapi beberapa hari terakhir telah menunjukkan kemampuannya untuk menunjukkan penurunan yang lebih sedikit dengan mengalami volatilitas juga."
Indeks acuan Nifty India naik 3,92% pada bulan lalu, jauh melebihi kenaikan 1,72% MSCI Asia Pacific. Sementara itu, saham Vietnam dan Thailand mengalami arus keluar senilai USD328 juta dan USD42 juta sementara Filipina menerima arus masuk senilai USD68 juta. (Reuters)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM