IDXC hannel - PT Baramulti Suksessarana Tbk () tengah melirik sumber tambang batu bara baru. Penurunan harga batu bara saat ini dinilai menjadi momentum yang tepat bagi perseroan untuk mendorong pertumbuhan anorganik.
"Saat ini manajemen merasa sudah saatnya mendapatkan aset-aset dari luar yang baru dikarenakan harga sedang turun," kata manajemen dalam Risalah Public Expose dikutip Jumat (13/6/2025).
Kendati demikian, manajemen belum mengungkapkan lebih lanjut soal rencana aset yang bakal diakuisisi sebagai bagian dari strategi pengembangan anorganik.
"Kegiatan pengembangan usaha yang anorganik sedang aktif dilaksanakan. Tentunya jika sudah ada yang menghasilkan, akan disampaikan kepada media dalam paparan publik," ujar manajemen.
Hingga akhir 2024, cadangan batu bara tersisa 50,15 juta ton dan berkurang menjadi 46,23 juta ton per 31 Maret 2025. Proses penambangan batu bara perseroan dilakukan perusahaan induk di Kutai Kartenegara seluas 2.459,8 hektare (ha) dengan kualitas batu bara GAR 3.400 dan GAR 4.100.
Selain itu, anak usaha PT Antang Gunung Meratus (AGM) yang memiliki tambang lebih luas yakni 22.433 ha di Tapin dan Sungai Hulu Selatan memproduksi batu bara dengan kualitas GAR 3.400, GAR 4.200, GAR 5.600, dan GAR 6.400.
Manajemen menambahkan, perseroan juga aktif melakukan eksplorasi tambang mengingat hingga saat ini, lahan yang dibuka dari total PKP2B baru 25 persen atau sekitar 4 ribu ha.
mengalokasikan belanja modal ( capital expenditure atau capex ) sebesar USD25 juta pada tahun ini, di mana USD14 juta di antaranya sudah digunakan sepanjang kuartal I-2025 untuk pembebasan lahan.
Pada 2025, perseroan membidik produksi batu bara sebesar 18,5 juta ton. Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi produksi pada 2024 yang mencapai 21 juta ton.
Sumber : idxchannel.com
powered by: IPOTNEWS.COM