Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan raksasa yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk () kembali menyentuh rekor tertingginya pada awal perdagangan sesi I Senin (2/10/2023), di mana level tertinggi barunya saat ini berada di posisi Rp 10.475/unit.
Per pukul 09:11 WIB, saham melesat 1,45% menyentuh posisi Rp 10.475/unit. Adapun level ATH terakhir dicetak pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di Rp 10.325/unit.
Pada awal perdagangan sesi I hari ini, saham sudah ditransaksikan sebanyak 1.398 kali dengan volume sebesar 5,03 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 52,17 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 195,34 triliun.
Dari orderbooknya, pada sisi bid atau beli, di harga Rp 10.300/unit menjadi posisi dengan antrian beli terbanyak pada awal sesi I hari ini yakni mencapai 4.214 lot atau sekitar Rp 4,3 miliar.
Sedangkan pada sisi offer atau jual, di harga Rp 10.600/unit, menjadi posisi dengan antrian jual terbanyak pada awal sesi I hari ini yakni mencapai 10.938 lot atau sekitar Rp 11,6 miliar.
Ada potensi bahwa terus mencetak ATH barunya, menjelang aksi korporasi berupa pemecahan saham atau stock split yang rencananya akan digelar mulai pekan ini.
Sebelumnya, akan melakukan stock split dengan rasio 1:2. Aksi korporasi ini disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPS -LB) tahun 2023 yang digelar pada 19 September lalu.
Bursa Efek Indonesia (BEI) pun telah memberika persetujuan kepada atas permohonan pencatatan stock split yang dituangkan melalui Surat PT Bursa Efek Indonesia No. S081 53/BEI. PP3/09-2023 tanggal 22 September 2023.
Stock split membuat nilai nominal per saham Seri A Dwiwarna dan Seri B berubah dari sebesar Rp 7.500 menjadi Rp 3.750. Sebanyak 1 saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 3.750.
Kemudian, 1 saham Seri A Dwiwarna menjadi 1 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia, dengan nominal sebesar Rp 3.750 per saham. Sementara nilai nominal per Saham Seri C dari Rp 375 menjadi Rp 187,5.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, aksi korporasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat investor ritel untuk berinvestasi pada saham perseroan berkode , sekaligus memberikan dorongan positif pada perkembangan pasar modal di Tanah Air.
" Stock split ini latar belakangnya, bahwa kami ingin terus partisipasi mendorong pasar modal tanah air lebih attractive, lebih liquid, jadi melalui aksi korporasi stock split ini perseroan dapat memberikan kesempatan lebih luas lagi ke investor ritel untuk invest di saham BNI," ujar Royke saat konferensi pers RUPS -LB BNI tahun 2023 yang diadakan secara virtual, Selasa (19/9/2023).
Ia berharap dengan rasio tersebut, basis investor dapat lebih diperluas seiring dengan harga saham yang lebih terjangkau bagi investor perorangan. Sehingga kemudian ini dapat berdampak positif bagi perdagangan di BEI.
"Langkah ini diharapkan berdampak positif pada aktivitas perdagangan di Bursa Efek, sehingga mendorong likuiditas saham perseroan," pungkas Royke.
Berikut jadwal pelaksanaan stock split .
- Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar pada 5 Oktober 2023.
- Mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi pada 6 Oktober 2023.
- Mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai 10 Oktober 2023.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
Sumber : www.cnbcindonesia.com
powered by: IPOTNEWS.COM