News & Research

Reader

Market Review Fixed Income 2019/05/24
Friday, May 24, 2019       11:36 WIB

Download PDF

Market Review
Pada Kamis (23/05) volume perdagangan SBN menjadi sebesar Rp18,5 triliun dengan frekuensi perdagangan menjadi 1070 kali. Volume jual-beli obligasi korporasi pada Kamis (23/05) menjadi sebesar Rp795 miliar, dengan frekuensi perdagangan menjadi 68 kali. Selanjutnya, harga rata-rata surat berharga negara (SBN) dengan 20 volume perdagangan tertinggi ditutup dengan harga 98,4, sedangkan harga obligasi korporasi ditutup dengan rata-rata harga di 98,9. Sementara itu, obligasi yang diperdagangkan antara lain FR077 (jatuh tempo 15/05/24; 102,7; 7,5%) dan FR0078 (jatuh tempo 15/05/29; 102,1; 7,9%); Obligasi Astra Dinamika Multi Finance IV Tahap IID (21/03/23; 96,1; 8,7%; AAA) dan Obligasi Mega Lingkar Jakarta (08/11/24; 95; 9,5%; AAA).
Ringkasan Berita
Pasar Obligasi Memperhatikan Pergerakan Imbas Hasil Obligasi AS
Seiring dengan meningkatnya kekuatiran akan perang dagang, investor berburu obligasi pada Kamis dan meninggalkan pasar saham. Perpindahan ini mengakibatkan imbas hasil obligasi pemerintah AS turun sebesar 8bps pada satu hari perdagangan dan menyentuh 2,29%, level terendah sejak Oktober 2017. Kejadian turunnya imbas hasil obligasi bertenor 10 tahun di bawah tenor 1 tahun merupakan yang ke-2 kali pada tahun ini, dan membuat pasar kuatir akan potensi terjadinya resesi. Inversi kurva imbas hasil obligasi sering dikaitkan dengan potensi terjadinya resesi ekonomi, meski tak selalu terbukti.
Lunasi Obligasi Rp2 Triliun dengan Pinjaman
PT Indofood Sukses Makmur siap melunasi obligasi senilai Rp2 triliun pada 12 Juni 2019, seiring dengan jatuh temponya surat utang pada 13 Juni 2019. Adapun pelunasan ini dibayar dengan menggunakan pinjaman dari beberapa bank. Indofood memegang peringkat AA+ dengan prospek stabil. Kupon obligasi yang jatuh tempo adalah sebesar 10,125% dengan tenor lima tahun.
Volatilitas Rupiah Hambat Rencana Penerbitan Obligasi Global
Sejumlah perusahaan diperkirakan menunda penerbitan obligasi global selama kurs rupiah masih dalam tren melemah. Selain itu, perusahaan juga diperkirakan masih menantikan rencana penurunan suku bunga bank sentral AS yang diharapkan pada paruh dua tahun 2019 ini. Beberapa emiten tengah memproses obligasi global berdenominasi dolar AS yakni Barito Pacific dan Tower Bersama Infrastructure.
Sumber: Kontan, FT, Bisnis Indonesia

Sumber : IPS RESEARCH

powered by: IPOTNEWS.COM