Ipotnews - Kebijakan penundaan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pekan depan berpeluang menguat terbatas.
Co Founder Pasardana dan praktisi pasar modal, Hans Kwee Tarif mengatakan penundaan pengenaan tarif timbal balik (resiprokal) AS terhadap negara lain menjadi sentimen positif bagi pasar saham pekan lalu. "Hal ini memberikan ruang lebih banyak untuk dilakukan negosiasi dan menghindari tarif," kata Hans dalam keterangan tertulis, Minggu (16/2).
Beberapa data AS yang cukup berbeda memberikan perbedaan pendapat tentang potensi pemotongan bunga oleh the Fed. Jatuhnya data penjualan ritel AS membuka potensi pemotongan bunga dua kali oleh the Fed.
Potensi berakhirnya konflik Rusia Ukraina menjadi sentimen positif di pasar saham Eropa dan global. Berakhirnya konflik juga menjadi sentimen penurunan harga minyak global.
"Inflasi yang lebih terkendali menjadi harapan pasca berakhirnya konflik," ujar Hans.
Pekan depan cukup banyak data Indonesia yang keluar, mulai dari data export dan impor serta neraca perdagangan. Export dan import Indonesia diperkirakan naik, dan neraca perdagangan diperkirakan tetap surplus. Yang dinantikan adalah hasil RDG BI yang diperkirakan, BI akan tetap menahan suku bunga acuan tidak berubah.
" IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.566 sampai level 6.500 dan resistance di level 6.769 sampai level 6.933," pungkas Hans.
Pergerakan IHSG mengalami kemerosotan drastis sepanjang tahun berjalan 2025. Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu Senin (30/12/2024) hingga Jumat (14/2/2025), IHSG mengalami kejatuhan dari 7.079 menjadi 6.638, turun 441 poin atau 6,2% secara year to date (YtD).
Selain itu, dalam seminggu terakhir, IHSG juga bergerak melemah dari 6.875 menjadi 6.638, turun 237 poin atau 3,4%.(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM