News & Research

Reader

Wapres Ingatkan OJK Waspadai Kegagalan Sistemik Sektor Jasa Keuangan
Saturday, January 12, 2019       13:04 WIB

Ipotnews - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih berhati-hati terhadap gejolak eksternal yang memungkinkan terulangnya kegagalan sistemik di sektor jasa keuangan seperti terjadi pada 1997-1998.
"Kita telah melewati tahun-tahun yang penuh tantangan. Hal ini terlihat dari indikator-indikator perekonomian yang disebutkan Pak Wimboh (Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso)) telah mengalami perbaikan," kata Kalla di Jakarta, Jumat (11/1) malam.
Sebelumnya, Wimboh menyebutkan bahwa OJK optimistis perekonomian di 2019 akan melanjutkan tren positif 2018. Bahkan, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mencapai 5,3 persen dan tingkat inflasi terjaga rendah di level 3,5 persen.
Lebih lanjut Wapres mengatakan, pertumbuhan ekonomi 2018 sekitar 5,2 persen menuju 5,3 persen akan menjadi modal bagi pemerintah untuk lebih optimistis menjalani tahun ini. "Walaupun di 2019 juga penuh tantangan dari eksternal dan internal. Kita harus hadapi secara kebersamaan," ucap Kalla.
Dengan demikian, jelas Wapres, OJK mesti lebih berhati-hati mengawal sektor jasa keuangan, sehingga kejadian pada 1997-1998 tidak lagi terulang. "Kita banyak pengalaman dari industri keuangan. Maka hal-hal yang telah kita alami bisa menjadi pelajaran," ucapnya.
Kalla menyebutkan, hingga saat ini Indonesia masih merasakan dampak negatif dari krisis ekonomi 1998. "Sekarang kita masih merasakan dampaknya, seperti membayar bunga (utang). Harus ada langkah yang dilakukan untuk mencegah terulang kembali," ujar Kalla.
Dia mengungkapkan, saat krisis 20 tahun lalu biaya akibat krisis dibayar oleh pemerintah dan rakyat. "Tindakan keliru dari sektor jasa keuangan jangan terulang. OJK dibentuk untuk menghindari terulangnya kejadian seperti itu di sektor jasa keuangan," tegasnya.
Kalla menilai, salah satu pemicu kegagalan sistemik di industri perbankan akibat penerapan Pakto (Paket Oktober) 1988 yang dinilai sangat liberal. "(Mendirikan) bank dibuka seluas-luasnya. Jadi sistem perbankan tidak bisa lagi semudah seperti dahulu," ucap Wapres.
Dia berharap, jumlah bank harus seimbang dengan kebutuhan di industri jasa keuangan. "Salah satu indikator keberhasilan ekonomi kita adalah sektor keuangan yang bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Apabila bunga bank tinggi, maka pasar modal akan menjadi tidak baik," ucap Kalla.(Budi)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM